BANDUNG – Penyaluran dana bantuan langsung tunai (BLT) bagi Usaha Kecil Menengah Mikro (UMKM) di Kota Bandung diwarnai aksi praktik sunat-menyunat sebelum diterima oleh warga.
Bantuan yang disalurkan sebesar Rp 2,4 juta/warga diduga mendapatkan potongan dari oknum tertentu. Satgas Saber Pungli Jawa Barat (Jabar) berhasil membongkar kasus praktik pungutan liar (pungli) tersebut.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago menuturkan, kasus ini bermula dari adanya informasi ke Satgas Saber Pungli Jabar. Kasus penyunatan ini dilakukan pelaku kepada penerima BLT UMKM di Kabupaten Bandung.
“Ada tujuh kecamatan yaitu Kecamatan Nagreg, Banjaran, Rancabali, Cikancung, Soreang dan Cimaung terkait BLT UMKM (sunat bantuan) kurang lebih,” ujar Erdi di Mapolda Jabar, Senin (15/2).
Erdi menyebutkan, praktik penyunatan ini diduga dilakukan oleh 7 orang oknum petugas. Mereka memotong dana BLT yang diterima oleh penerima. Adapun dana yang diperoleh oleh penerima dari pemerintah sebesar Rp 2,4 juta.
“Modusnya, penerima bantuan kurang lebih mendapatkan Rp 2,4 juta. Diminta antara 20 sampai 50 persen dengan alasan untuk disetorkan kepada petugas-petugas yang menyatakan bahwa harus ada setoran. (Setorannya) Rp 600 ribu sampai Rp 1,2 juta,” kata Erdi.
Atas praktik tersebut, ujar Erdi, pelaku dapat mengantongi hingga ratusan juta. Berdasarkan penghitungan, total Rp 800 juta dikantongi pelaku.
“Setelah dicek dan ditemukan oleh satgas saber pungli provinsi dana terkumpul sebanyak Rp 804 juta. Rinciannya Rp 562 juta di setor ke koperasi Swarna, Rp 242 juta digunakan untuk operasional dan lain lain dilakukan oleh oknum yang merupakan korlap dari Jabar. Ditemukan oleh satgas sudah dilakukan gelar dan dilimpahkan ke kita,” tutur Erdi.
Sejauh ini belum ada penetapan tersangka. Tujuh orang yang diduga melakukan praktik tersebut masih dilakukan pemeriksaan. “Belum ada tersangka. Yang melakukan ada beberapa kurang lebih tujuh orang sebagai oknum memungut setoran. Masih saksi, sekarang sedang didalami,” ujar Erdi.
Untuk diketahui, wabah virus korona menyebabkan roda ekonomi warga terjun bebas. Tak sedikit warga yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK), angka kemiskinan meningkat hingga akhirnya bantuan dari pusat melalui bantuan sosial (bansos) atau BLT disalurkan.