BANDUNG – Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Provinsi Jabar merupakan daerah rawan bencana. Semua jenis kebencanaan, mulai dari banjir, longsor, gempa bumi, sampai tsunami, berpotensi terjadi di Jabar.
“Provinsi Jabar risiko tinggi (bencana), setiap tahun selalu ada bencana, baik bencana alam dan non-alam,” kata Uu di Bandung, Sabtu (14/2) kemarin.
Uu menjelaskan, selain karena curah hujan, kerusakan lingkungan akibat penambangan ilegal menjadi faktor penyebab bencana di Jabar. Oleh karena itu, Pemda Provinsi Jabar intens melakukan sidak dan menutup penambangan-penambangan ilegal.
“Informasi yang kami terima, kenapa ada air banyak ke Subang, adalah akibat saluran air jebol, penyebabnya di samping curah hujan yang sangat tinggi, juga karena air yang datang ke Subang berasal dari Kabupaten Majalengka, Sumedang, dan Garut,” tuturnya.
“Setelah kami meneliti, ternyata di aliran sungai dan hulu sungai, di wilayah Sumedang, ditemukan adanya penambangan liar di wilayah Cimalaka,” imbuhnya.
Dalam menangani bencana, kata dia, Pemprov Jabar selalu berkoordinasi dan berkolaborasi dengan banyak pihak. Salah satunya pemerintah kabupaten/kota.
“Dengan sigap, Gubernur Jabar memberikan instruksi dan tindakan yang diperlukan dalam setiap penanganan bencana,” ucapnya.
Tak hanya itu, ucap dia, Pemprov Jabar pun segera akan menggelar rapat koordinasi terkait penanganan dan pencegahan banjir di Jabar, khususnya Kabupaten Indramayu, Subang, dan Karawang.
“Untuk menindaklanjuti penyebab banjir yang ada selama ini. Termasuk membahas secara spesifik tentang banjir yang ada di Subang, Karawang dan Indramayu ini,” tuturnya.
Selain itu, ia pun mengapresiasi Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung yang responsif dalam merevitalisasi tanggul Sungai Cipanas yang sempat jebol.
“Hari ini saya dengan penuh hormat kepada BBWS sudah menginstruksikan untuk segera ada action, yaitu tanggul yang jebol besok akan ditindaklanjuti oleh BBWS, kami ucapkan terima kasih,” paparnya. (win)