JAKARTA – Pemerintah mendorong para penderita HIV/AIDS atau Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk memanfaatkan layanan telemedisin selama pandemi COVID-19 yang memaksa mereka harus menjaga jarak dan tetap di rumah.
Kasubdit HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Kementerian Kesehatan, Nurjannah, SKM., M.Kes, mengatakan layanan telemedisin sangat berguna untuk menjangkau para pasien HIV/AIDS yang kesulitan keluar rumah. Akan tetapi, pihaknya menegaskan tentang pentingnya keamanan data dan privasi pasien agar tetap terjaga.
“Telemedicine bagus karena sesuai dengan protokol kesehatan yang sebaiknya tetap berada di rumah. Sekarang bagaimana dengan telemedicine untuk HIV? Sekarang sudah ada kode etiknya, bagaimana me-make sure dokter-dokter ini paham dan update dan bagaimana memonitor dan adanya trust (kepercayaan) sehingga saat konsultasi dengan telemedicine mereka menyampaikan kondisinya stabil,” kata Nurjannah dalam konferensi pers kolaborasi Good Doctor dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan Aliansi Telemedik Indonesia (Atensi), Kamis (28/1) dilansir dari antaranews.
Sementara itu, Ketua Aliansi Telemedika Indonesia atau ATENSI, Prof. dr. Purnawan Junadi MPH PhD, memastikan bahwa keamanan data pasien sangat terjaga karena sudah diterapkan aturannya. Prof. Purnawan berharap layanan ini bisa membuat pasien HIV/AIDS yang masih malu untuk berkonsultasi menjadi lebih terbuka agar mendapat pengobatan yang tepat.
“Telemedicine ini kan virtual, Anda tidak perlu datang jadi bisa terjaga privasinya. Kalau ada pasien yang sungkan, malu, atau masalah mental lain, dengan telemedicine ini akan lebih terbuka, kita sangat menjaga privasinya, saya rasa itu jaminan lebih yang bisa kita berikan,” ujar Prof. Purnawan.
Layanan telemedisin Good Doctor berkolaborasi dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan Aliansi Telemedik Indonesia (Atensi) untuk membuat program khusus yang melayani pasien HIV/AIDS atau ODHA.
ODHA termasuk dalam golongan orang yang rentan terhadap virus corona, karena sama-sama menyerang sistem kekebalan tubuh. Pandemi COVID-19 pun membuat ODHA kesulitan untuk mengakses fasilitas kesehatan sehingga dapat menyebabkan pengobatan terganggu.
Kehadiran Good Doctor yang membuka layanan khusus bagi ODHA pun diharapkan dapat membantu pasien untuk mendapatkan pengobatan.