NGAMPRAH – Sedikitnya 25 ton ikan mas dan nila yang dikembangbiakkan di Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat, mati mendadak.
Fenomena matinya ikan-ikan di KJA Waduk Saguling tepatnya blok Bunder, Perlas, dan Gombong diduga karena terjadinya cuaca buruk.
“Sekitar hari Selasa sampai Jumat pada minggu lalu terjadi kematian ikan KJA di blok Bunder, Perlas dan Gombong. Yang mati sampai terbuang akhirnya itu ada 25 ton,” ungkap Unang, Rabu (27/1).
Unang mengatakan sebetulnya ada 40 ton yang terdampak cuaca buruk dan keracunan hingga mabuk sampai mati. Namun 40 persennya masih bisa diselamatkan dengan dijual.
“Kematian ikan-ikan itu bertahap, dari 40 ton sekitar 40 persennya nya masih bisa dipasarkan dalam keadaan mabuk. Kerugian materil pembudidaya ikan KJA diperkirakan mencapai Rp500 juta,” katanya.
Fenomena kematian puluhan ton ikan ini diduga akibat hujan berturut-turut. Kemudian ada arus balik yang menyebabkan kualitas air jadi menurun jadi kandungan oksigen rendah.
“Hujan beberapa hari berturut turut sehingga terjadi arus balik yang mengakibatkan kualitas air menurun drastis. kandungan oksigen rendah mendekati 0 Ppm dan aroma air waduk berbau hidrogen sulfida (H2S) dari pakan yang terendap,” paparnya.
Melihat kondisi cuaca yang berdampak buruk Dispernakan menerjunkan petugas untuk sosialisasi dan memberikan peringatan dini dan meminta agar petani ikan KJA menyetop dulu penebaran benih ikan baru.
“Petani juga diminta mengurangi intensitas pemberian pakan, mempercepat pemanenan ikan di KJA dan mengangkat ikan yang mati dari perairan waduk,” pungkasnya. (mg6)