Musim Hujan Rawan Bencana, Dewan Minta Tetap Perhatikan Prokes

SOREANG –  Awal tahun 2021, BMKG memprediksi terjadina curah hujan yang tinggi akibat iklim La Nina. Dengan demikian, masyarakat di wilayah rawan bencana diimbau selalu waspada akan terjadinya bencana.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung Maulana Fahmi mengatakan, selain harus mewaspadai bencana alam masyarakat juga harus tetap waspada akan bencana nonalam.

Menurutnya, kondisi Kabupaten Bandung yang memiliki indeks kebencanaan yang tinggi, perlu adanya antisipasi dan kewaspadaan. Kondisi tersebut, merupakan sebuah takdir dan juga tantangan.

“Tantangannya adalah bagaimana dari hari ke hari kita menghadapi fenomena ini. Maka, yang perlu kita lakukan adalah melakukan langkah-langkah kuratif dan preventif,” kata Fahmi saat dihubungi, Minggu (10/1).

Dia menjelaskan, tahun 2021 diawali dengan masa musim hujan, kemudian pandemi Covid-19 yang masih belum melandai, dan juga ditambah dengan fenomena iklim La Nina. Sehingga, lanjut dia, masyarakat harus memiliki pemahaman akan kebencanaan yang bisa meminimalisir adanya korban bencana atau zero victim.

“Tak hanya pemerintah tapi seluruh unsur masyarakat juga harus memiliki pengetahuan dalam menghadapi bencana, utamanya yang berada di wilayah rawan bencana seperti beberapa daerah di Kabupaten Bandung,” jelasnya.

Dia menuturkan, langkah preventif adalah dengan melakukan sosialisasi, memberikan Informasi mengenai kesiapsiagaan bencana.

“Upaya penanganan bencana juga harus melihat kondisi saat ini, yang tengah ada pandemi Covid-19. Sebagai contoh di tempat pengungsian bencana, harus disesuaikan dengan menerapkan protokol kesehatan agar bisa mencegah penyebaran Covid 19,” tuturnya.

Selanjutnya, sambung Fahmi, langkah kuratif terdiri dari melakukan monitoring terhadap aliran sungai, melakukan gerakan susur sungai bersama dengan masyarakat, melakukan mitigasi secara sporadis, menyiapkan sistem informasi terpadu beserta Sumber Daya Manusia (SDM) nya.

“Mengantisipasi adanya gangguan dalam pasokan pangan, termasuk infrastruktur seperti kolam retensi, waduk-waduk penampungan air. Tanggung jawab menangani bencana alam, bukan hanya kepada pemerintah, tapi juga ada swasta, media, akademisi dan juga masyarakat,” imbuhnya.

Dia menerangkan, di kabupaten Bandung harus ada kegiatan sekolah iklim, yang tidak hanya berbicara tentang penanganan kedaruratan kebencanaan, tapi juga bisa memahami iklim yang terjadi. Harapannya, masyarakat dapat lebih mengetahui waktu tanam yang cocok dan tepat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan