Sulit Vaksin

Selalu saja ada karyawan yang rajin bekerja di malam sepi seperti itu. Di mana-mana. Pun penuh inisiatif pula.

Secara pribadi Brandenburg mengatakan ia tidak percaya vaksin itu aman. Vaksin itu, katanya, bisa merusak DNA pemakainya.

Padahal penjelasan ilmiah sudah disebarluaskan: tidak akan merusak DNA manusia.

Tapi memang begitu kenyataan di masyarakat. Termasuk di negara semaju Amerika.

Yang anti vaksin buatan Amerika punya alasan sendiri. Yang anti vaksin Tiongkok juga punya alasan lebih banyak. Sampai membawa-bawa kitab suci.

Maka saya tersenyum ketika Butce Lie (baca Disway kemarin:Duta YouTuber) mewawancarai dokter Lukas yang baru menjalani vaksinasi di Los Angeles.

Pertanyaan awal Butce itu tidak saya duga: apakah terasa ada chip yang ikut dimasukkan bersama vaksin?

Lukas kelihatan tidak paham maksud pertanyaan itu. Mungkin ia bukan aktivis gereja karismatis. Tapi bagi Butce, pertanyaan seperti itu ia anggap menarik. Itu karena ia berada di lingkungan gereja yang isu chip ini sangat hot.

Banyak yang percaya bahwa vaksin ini –dan virus itu– diciptakan oleh kelompok anti-Kristus. Orang dibuat terpaksa menjalani vaksinasi. Agar bisa dipakai sarana untuk memasukkan chip ke dalam badan semua orang. Chip itu didesain untuk mengendalikan otak agar orang tidak percaya lagi pada Yesus Kristus.

Brandenburg tidak menyebut chip sebagai alasan. Tapi soal berubahnya DNA manusia tadi. Ia tidak menyebut apakah perubahan itu akan berakibat dari percaya Tuhan menjadi tidak percaya. Lalu orang yang dimasuki chip tadi, kelak, di akhirat, akan muncul tanda 666 di kening mereka. Dengan melihat kening bertanda itu pekerjaan malaikat menjadi lebih mudah: mereka yang bertanda itulah yang harus masuk neraka.

Brandenburg menunggu sidang berikutnya 19 Januari depan. Sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium: apakah vaksin yang dionggokkan di lantai tersebut benar-benar rusak. Pun seandainya tidak, ia tetap akan dianggap melanggar hukum. Dengan kadar lebih ringan.

Yang seperti itu pasti sangat minoritas. Tidak boleh membuat energi habis untuk mengurusnya. Yang penting pandemi ini harus selesai. Toh tidak ditemukan cara lain untuk mengatasinya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan