CIMAHI – Pertimbangan situasi dan kondisi di tengah pandemi Covid-19 serta kesiapan pemerintah, sekolah dan orangtua siswa menjadi alasan Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi tidak mengizinkan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Bahkan Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Ngatiyan memastikan pelaksanaan PTM 2021 ditunda sampai waktu yang belum bisa ditentukan.
“Kami sampaikan bahwa untuk tatap muka di Kota Cimahi sementara ini masih ditunda. Alasannya melihat sikon dan kesiapan semuanya, jangan sampai membuat kegiatan tanpa perencanaan,” ungkap Ngatiyana, usai rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan (Disdik), di Ruang Rapat Wali Kota Cimahi, Senin (4/1).
Menurutnya, pihak Pemkot bersama Disdik dan beberapa dinas terkait bakal merencanakan ulang jadwal pelaksanaan PTM sambil mempersiapkan sarana dan prasarana, kesiapan orangtua, serta siswa yang bakal menjalaninya.
“Akan direncanakan ulang, tapi rencananya kapan masih belum kita tentukan. Kita fokus ke persiapan sapras seperti hand sanitizer, terus kesiapan orangtua, komite, dan anak-anaknya,” ujar Ngatiyana.
Sehingga, lanjutnya, selama menunggu kepastian pelaksanaan PTM siswa masih akan menjalani pembelajaran secara online atau daring.
“Disdik akan mengecek kesulitan dan hambatan pelaksanaan sekolah daring. Jadi guru-guru akan jemput bola ke rumah siswa melakukan komunikasi hambatan sekolah daring,” tegasnya.
Diaktakannya, jika melihat perkembangan kasus Covid-19 di Cimahi, saat ini mencapai 2157 kasus. Rinciannya 623 orang masih positif aktif, 1477 orang dinyatakan sembuh, dan 57 orang meninggal dunia.
“Kita juga pertimbangkan masih adanya guru yang positif Covid-19, saat ini sisa lima orang. Tapi kita antisipasi biar tidak meluas sampai menulari siswa,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Harjono mengaku, pihaknya sudah mengundang para pemangku kebijakan untuk membuat keputusan terkait pemberlakuan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri tentang dimungkinkannya kebijakan PTM dengan belajar dari rumah sebagai strategi pembelajaran dimasa pandemi.
Menurutnya, ada beberapa alasan yang disajikan dari beberapa pemangku kebijakan seperti Disdik, Dinsos, Dinkes dan perwakilan dari legislatif terkait kebijakan PTM.
”Disdik menyajikan alasan kalau di beberapa satuan pendidikan membutuhkan pembelajaran tatap muka seperti kursus dan pendidikan vokasi. Sementara dari dinkes menyajikan data covid per hari ini dan Dinsos terkait penurunan kasus kekerasan terhadap anak yang menurun saat pelaksanaan pembelajaran secara online,” bebernya.