JATINANGOR – Kelompok Tani Forum Komunikasi Petani Gunung Geulis Desa Jatiroke menyalurkan ribuan bibit pohon.
Bibit pohon itu diketahui merupakan bantuan dari Badan Pengelola Daerah Aliran sungai (BPDAS) Citarum kepada sejumlah warga di Kecamatan Jatinangor pada Jumat, (1/1) kemarin.
Simbolis penyaluran bantuan bibit pohon tersebut disaksikan Kades Jatiroke Cuna Dinata bersama unsur pemerintah di Desa Jatiroke dan sejumlah elemen masyarakat.
Terkait hal itu Ketua Kelompok Tani Saepudin mengatakan bahwa bantuan tersebut disalurkan kembali ke masyarakat yang membutuhkan pasca disemaikan.
Diketahui awalnya, berbentuk biji tanaman, kemudian setelah tumbuh tunas diberikan ke masyarakat.
Adapun tanaman yang akan disemaikan yaitu tanaman keras seperti Mahoni, Jati, Kanesta, buah-buahan dan kopi.
Menurut Saepudin yang juga Ketua Korwil Forum DAS Citarum wilayah Sumedang ini, hanya Desa Jatiroke yang mendapatkan bantuan bibit pohon itu dari BPDAS Citarum.
Hal tersebut dikarenakan, melihat kinerja Korwil DAS Sumedang yang baik dalam program penanaman dan pelestarian lahan kritis di hulu sungai Citarum.
“Alhamdulillah bantuan ini menjadi penyemangat bagi kami sekaligus sebagai amanah untuk merealisasikan bantuan dari pemerintah ini,” kata Saepudin.
Saepudin berharap agar tanaman-tanaman itu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas dan lahan kritis di daerah aliran sungai maupun hulu sungai bisa hijau kembali.
“Kami juga selalu berkoordinasi dengan pihak desa selaku pemerintah setempat agar program berjalan baik,” ujarnya.
Sementara itu Kades Jatiroke Cina Dinata mengatakan bantuan itu berupa tempat penyemaian dan berbagai bibit pohon yang diberikan kepada pemerintah desa.
Kemudian itu semua dikelola oleh Forum Komunikasi Petani Gunung Geulis di lahan KBD (Kebun Bibit Desa) Jatiroke seluas 0,25 hektare.
“Kita apresiasi sekali dan mengucapkan terima kasih kepada kelompok tani yang telah merawat hingga menjadi bibit pohon siap tanam,” kata Cuna usai serah terima pohon di KBD Jatiroke.
“Memang proyeksinya untuk lahan kritis dan lokasi di anak aliran sungai Citarum,” tuturnya.
Menurut Cuna, selain upaya konservasi hutan yang kritis, pembuatan tempat penyemaian itu untuk pemberdayaan masyarakat sekitar.