BANDUNG – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung meminta masukan kepada para pakar epidemiologi serta pendidikan terkait Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka pada semester genap yang akan dimulai Januari 2021 mendatang.
Wali Kota Bandung Oded M. Danial mengatakan, pihaknya mengadakan Focus Group Discussion (FGD) agar yang terlibat dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Masukan tersebut yang nantinya akan menjadi salah satu bahan pertimbangan kebijakan KBM tatap muka di semester genap.
“Dari FGD hari ini para pakar bisa menyampaikan eksisting analisis kajian mereka merupakan bagian masukan ke Mang Oded nanti apakah layak tidak, sudah siap atau tidak Kota Bandung belajar tatap muka,” ungkap Oded kepada wartawan di Hotel Grand Tebu, Kota Bandung, Selasa (29/12).
Menurutnya, diskusi kegiatan KBM tatap muka ini diharapkan dapat menghasilkan kajian yang bersifat komperhensif. Termasuk kesiapan infrastruktur terkait pembelajaran tatap muka.
“Sekarang kan kebijakannya (mulai belajar) tanggal 12 Januari, kita masih punya waktu dari hari ini kita bisa melihat,” katanya. Oded menuturkan, pakar epidemiologi belum merekomendasikan belajar tatap muka untuk dilakukan di semester genap. Oleh karenanya, kata dia, pihaknya tidak akan terburu-buru untuk mengambil kebijakan sekolah tatap muka.
“Baru saja, baru satu epidemiolog, rekomendasinya belum dibuka. Dari epidemiologi, belum dari yang lain. Kita juga tidak akan buru-buru memutuskan kebijakan belajar tatap muka dan akan lebih mengedepankan kehati-hatian,” tuturnya.
Lebih lanjut Oded mengungkapkan, kebijakan belajar tatap muka dapat dilaksanakan jika status wilayah berada dalam zona hijau, sedangkan Kota Bandung saat ini masih berada pada zona oranye. Namun, kata dia, pihaknya ingin melihat kesiapan jika belajar tatap muka dilaksanakan.
“Kebijakan dari kementerian itu sudah jelas, bahwa yang diperbolehkan itu zona hijau, kita masih oranye itukan sudah jelas,” jelasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Cucu Saputra mengungkapkan, 80 persen sekolah di Kota Bandung sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) dilihat dari kesiapan sarana protokol kesehatan yang harus dimiliki oleh setiap sekolah.