Tambah Bandung Barat dan Tasikmalaya, Zona Merah di Jabar Jadi Empat Daerah

Ada tiga lokasi yang diberikan pihak TNI untuk penanganan COVID-19 yakni di wisma atlet di Gunung Bohong Cimahi, Dodik Bela Negara di Lembang dan Secapa AD.

“Fasilitas TNI AD yang ada di Kodam III bisa digunakanperawatan pasien yang sudah terapapr COVID-19 khususnya tanah gejala atau OTG. Sehingga rumah sakit rujukan COVID-19 yang ada bisa fokus menangani pasien bergejala sedang dan berat kritis,” tutur pria yang juga menjabat Kepala BNPB itu.

Sementara untuk Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung memprediksi akan terjadi lonjakkan kasus positif Covid-19 mencapai 20-30 persen pasca libur natal dan tahun baru (nataru).

Direktur Utama RSHS Bandung, Nina Susana Dewi mengatakan, pihaknya sudah melakukan persiapan jika terjadi lonjakan kasus Covid-19 dengan menambah ruangan isolasi pasien.

“Ada langkah-langkah yang sudah kami persiapkan untuk meningkatnya kasus setelah libur akhir tahun ini,” kata Dewi di RSHS Bandung, Senin (28/12).

Dia menjelaskan, bila pasien meningkat antara 20-50 persen, RSHS sudah merubah lantai 5 Gedung Kemuning menjadi tempat isolasi Covid-19 dengan tambahan 40 tempat tidur sehingga seluruhnya ada 195 tempat tidur.

“Jadi, Alhamdulillah tempat tidur sudah siap sekarang sudah bisa digunakan di lantai 5 Gedung Kemuning,” jelasnya.

Dan jika pasien membludak antara 50-100 persen, ujar dia, RSHS harus menambah ruang isolasi yang dengan menggunakan ruang rawat umum menjadi ruang isolasi di sekitar gedung Kemuning dengan ICU.

“Jadi, ada tambahan 50 tempat tidur dan 4 ruang isolasi ICU sehingga bisa mencapai 249 tempat tidur dengan 15 ICU,” ucapnya.

“Bila pasien terus bertambah ya kami harus gunakan gedung yang lain untuk mengcover pasien-pasien yang dirawat di RSHS. Sehingga mencukupi apabila pasien lebih dari 100 persen,” tambahnya.

Tak hanya itu, Dewi mengungkapkan bahwa RSHS akan menambah jumlah perawat atau petugas medis untuk menangami dan merawat pasien Covid-19.

Selain perawat, RSHS juga sudah menyiapkan stok obat sampai 3 bulan dan nanti akan dilanjutkan dengan pengadaan di tahun 2021.

“Kemudian hal yang lain adalah SDM, kami tentu harus menyesuaikan dengan penambahan keperawatan dan kami akan konsultasi dengan teman-teman kesehatan, mungkin akan minta ke PPSDN atau Pusdatin itu jadi nanti akan kami koordinasikan,” pungkasnya. (mg1/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan