NGAMPRAH – Pandemi Covid-19 yang menghantam sejak Maret lalu berdampak pada menurunnya target raihan pajak dari sejumlah sektor yang ada di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Berdasarkan data Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) KBB, delapan jenis pajak yang jadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), di antaranya pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, penerangan jalan, parkir, air tanah, dan mineral bukan logam dan batuan.
Ke delapan jenis pajak itu mengalami refocusing target mengingat sejak Maret 2020, pandemi Covid-19 menghantam semua lini. Akhirnya pandemi berpengaruh ke realisasi pajak dari para wajib pajak yang terdampak pandemi.
Target murni pendapatan dari 10 jenis pajak mencapai Rp 161 miliar. Rinciannya Rp 20 miliar dari pajak hotel, Rp 27,5 miliar dari restoran, Rp 4,5 miliar dari hiburan, Rp 5,3 miliar dari reklame, Rp 60 miliar dari penerangan jalan, Rp 2,5 miliar dari parkir, Rp 38,4 miliar dari air tanah, serta Rp 3,3 miliar dari mineral bukan logam dan batuan.
Sementara setelah refocusing, target realisasi pajak berubah menjadi Rp 109,215 miliar. Rp 7,6 miliar dari pajak hotel, Rp 13,9 miliar dari restoran, Rp 1,1 miliar dari hiburan, Rp 3,2 miliar dari reklame, Rp 55,8 miliar dari penerangan jalan, Rp 819 juta dari parkir, Rp 23,6 miliar dari air tanah, serta Rp 2,8 miliar dari mineral bukan logam dan batuan.
Kepala Bidang (Kabid) Pajak Daerah 1 pada BPKD KBB, Hasanuddin mengatakan, tak mungkin target raihan pajak pada tahun ini akan terpenuhi jika tidak ada refocusing.
“Selama pandemi Covid-19 ini ada perubahan target pajak. Target sebelumnya akan sangat berat terealisasi, makanya ada penyesuaian target sesuai keadaan sekarang,” kata Hasanudin saat dihubungi, Jumat (20/11).
Hal tersebut lantaran sejak Maret, sektor pajak seperti hiburan, restoran, dan hotel terutama di wilayah Lembang, terpaksa tutup sepenuhnya mengikuti arahan dari pemerintah pusat mencegah penyebaran Covid-19.
“Wajib pajak sektor hiburan, hotel, dan restoran di Lembang sejak April sampai Juli itu kan tutup total karena kebijakan pemerintah. Memang restoran ada yang tetap buka, tapi kan tidak ada pengunjung jadi omzet mereka hilang hampir 80 persen,” terangnya.