BANDUNG – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar Dedi Taufik mengungkapkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) tengah melakukan pengembangan di 76 objek wisata baru yang berbasis alam dan tersebar di 21 kabupaten/kota yang ada di Jabar.
Dikatakannya, ke-76 objek wisata alam tersebut bertempat di kawasan milik PTPN, Perhutani, dan pihak swasta lain yang dikategorikan atau masuk dalam beberapa kelompok, seperti brown book, blue book, dan green book.
“Khusus kelompok brown book sudah mantap semuanya, termasuk feasibility study dan detail engineering design-nya sudah selesai,” kata Dedi di Bandung, Rabu (18/11).
Ia juga mengungkapkan, Pemprov Jabar mengoptimalisasi pengembangan di 76 objek wisata tersebut sebagai upaya dalam rangka untuk memulihkan kembali ekonomi yang sempat merosot karena pandemi Covid-19.
Juga kata dia, Pemprov Jabar tengah mendongkrak kembali geliat pada sektor wisata yang ada di Jabar. Selain itu juga memperbaiki aspek kesehatan di tempat wisata. “Sektor pariwisata ini merasakan sekali dampak pandemi Covid-19. Karenanya, kita gali potensi-potensi pariwisata baru,” ujar dia.
Tak hanya itu, Dedi juga menuturkan, untuk pengembangan objek wisata tersebut pihaknya tidak bisa selalu mengandalkan anggaran pemerintah mengingat anggaran tersebut tersedot oleh penanganan Covid-19 di Jabar
“Kalau mengandalkan APBN atau APBD tidak akan selesai membangun pariwisata, apalagi kita (Disparbud Jabar) pun terkena refocusing anggaran hampir Rp 6 triliun untuk emergency kesehatan Covid-19,” tutur Dedi.
Kendati begitu, dirinyapun menyambut baik kerja sama yang dibangun PTPN VIII dan BUMD PT Jasa dan Kepariwisataan Jabar atau Jaswita Jabar terkait pengembangan objek wisata baru dalam ajang West Java Investment Summit (WJIS) 2020.
“Lewat kerja sama tersebut, investor lain diharapkan segera melakukan kerja sama dalam pengembangan objek wisata baru mengingat besarnya market pariwisata Jabar. Apalagi, sekitar 70 persen milenial memiliki ketertarikan ke wisata alam, ini potensi yang perlu kita kolaborasikan bersama,” katanya.
Sementara itu, Direktur PTPN VIII Muhammad Yudayat mengatakan, bisnis utama PTPN VIII selama ini adalah komoditas teh, sawit dan karet. Namun, saat ini, pihaknya ingin mengembangkan pariwisata potensial di lahan PTPN VIII.