Pasak Pendek

Kini anak Soetjipto itu, Whisnu Sakti Buana, jadi wakil wali kota Surabaya –tapi gagal jadi cawali dari partainya di Pilkada sebentar lagi.

Ryantori terus di jalur konstruksi.

Awalnya tentu sulit meyakinkan orang untuk menggunakan konstruksi temuannya itu. Pemilik proyek biasanya tidak mau ambil risiko: pakai cara lama saja yang sudah pasti aman.

Intinya: konstruksi tanpa tiang pancang ini menggunakan ”lantai” cor secara khusus. Disebut sebagai konstruksi sarang laba-laba.

Yakni bentuk ”lantai” itu dibuat segi tiga kecil-kecil saling terkait di sudut-sudutnya.

Dengan demikian ”lantai” seluas bangunan itu tidak mungkin turun –biar pun sebagian tanah di bawah bangunan itu mengalami penurunan. “Kalau toh turun akan turun bersama-sama,” ujar Ryantori saat itu.

Akhirnya Ryantori-Soetjipto setuju ”menjual” penemuan ini ke sebuah perusahaan konstruksi. Mereka berdua akan mendapat fee dari setiap proyek yang menggunakan sarang laba-laba. Persentasenya tidak perlu saya sebut di sini.

Saya sendiri ketika akhirnya membangun banyak gedung dan pabrik, tidak berani menggunakan sarang laba-laba.

Dalam hati kecil saya ingin sekali. Kan saya yang ikut mempromosikannya. Tapi saya selalu kalah argumen dengan konsultan saya. Maklum, saya tidak punya dasar ilmu teknik sipil –dan teknik apa pun, kecuali teknik menulis.

Itu karena sang konsultan mengemukakan beberapa kelemahan sistem itu. Termasuk adanya laporan terjadi kemiringan di beberapa proyek. Tapi biaya konstruksi ini memang jauh lebih murah. Banyak yang lebih pemberani dari saya.

Kenyataannya memang tidak ada yang sampai fatal. Misalnya sampai roboh. Atau pecah. Penurunan yang terjadi masih dalam batas aman.

Biasanya, menurut pengusaha konstruksi seperti Jamhadi, kelemahan sarang laba-laba ada di pengerjaannya. Bukan di keilmuannya. Terutama di pengawasannya. Yakni jangan sampai ada sebagian pojok segi tiga itu yang tidak terisi semen. Mestinya pengawas lebih memperhatikan pojok-pojok segi tiga itu. Apakah sudah benar-benar terisi semen cor.

Dengan penjelasan Jamhadi itu saya pun lebih yakin. Maka ketika akhirnya saya membangun gedung Jatim Expo yang megah itu saya pun memutuskan menggunakan konstruksi sarang laba-laba. Tentu saat pengerjaannya saya ikut melihat-lihat apakah ada sudut segi tiga yang tidak terisi semen.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan