“Sasaran penerima dalam bantuannya tahap tiga ini bertambah. Pada tahap satu sasaran penerimanya sekitar 1,4 juta orang non DTKS, Pada tahap dua sasaran penerimannya menurun jadi sekitar 1,3 juta orang dan tahap tiga kali ini sasaran penerima bantuan sekitar 1,9 juta orang,” ucapnya.
Menurut Dodo, penambahan jumlah penerima bansos Jabar tahap tiga terjadi setelah Pemprov Jabar mempermudah akses informasi bagi warga untuk menyampaikan aspirasi terkait bansos.
“Penambahan jumlah calon penerima ini setelah pemprov melakukan beberapa hal untuk memudahkan akses bagi warga untuk menyampaikan aspirasi, seperti aplikasi Sapa Warga dan Pikobar,” terangnya.
Untuk diketahui, bansos tahap tiga dari Pemprov Jabar kepada warga terdampak Covid-19 disalurkan mulai Rabu 14 Oktober 2020.
Ketua Harian Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar, Daud Achmad mengatakan, penyaluran bansos tahap tiga ini ditargetkan rampung pada akhir Oktober 2020.
Artinya ada waktu dua pekan untuk penyaluran, pada pekan pertama, selain pendistribusian, juga dilakukan pengemasan bansos untuk persiapan pekan kedua. “Insyallah mulai disalurkan, mudah-mudahan lancar ya,” ujar Daud.
Pada bansos tahap tiga ini ada perbedaan dari segi jumlah bantuan, namun secara total nominal masih sama yaitu Rp 500 ribu per KPM. Perbedaannya yaitu Rp 250 ribu berbentuk uang tunai dan Rp 250 ribu berupa sembako.
Sebelumnya pada tahap dua, KPM menerima uang tunai Rp 150 ribu dan sembako senilai Rp 350 ribu. Perubahan ini sudah diputuskan berdasarkan masukan dari masyarakat dan DPRD Jabar.
“Akhirnya pak gubernur memutuskan dikurangi sembakonya, uangnya dari Rp150 ribu jadi Rp 250 ribu. Secara nilai keseluruhan tetap Rp 500 ribu,” jelasnya.
Terkait skema penyaluran, Daud mengungkapkan dalam segi pengadaan logistik sekarang diambil alih oleh BUMD Agro Jabar, sebelumnya Bulog. Namun untuk pendistribusian masih sama oleh PT Pos Indonesia.
Daud berharap dalam bansos tahap tiga ini tingkat kesalahan penyaluran bisa semakin rendah. Sebab pada tahap pertama erornya hampir 10 persen, dan menurun pada tahap kedua menjadi 2 persen.
“Yang menerima mudah-mudahan bermanfaat, dan kita minta juga pengawasan dari masyarakat untuk penyaluran tahap tiga ini, mudah-mudahan erornya nggak sebanyak yang lalu,” pungkasnya. (mg1/drx)