Untuk bergeraknya kembali ekonomi saya lebih mengharapkan vaksinasi ini dari pada UU Cipta Kerja. Saya membayangkan begitu vaksinasi dilakukan orang merasa terbebas. Lalu bisa bergerak.
Perasaan seperti itu pula yang terjadi di Tiongkok sekarang ini. Di sana yang diprioritaskan adalah siswa-siswa TK, SD, dan seterusnya. Hari-hari ini vaksinasi itu sudah dimulai di Beijing, Shanghai, Hangzhou dan kota besar lainnya.
Saya pun bertanya: mengapa bukan dokter, paramedis dan petugas di garis depan lainnya yang didulukan?
“Mereka sudah divaksinasi duluan. Sekalian untuk uji coba tahap 3 dulu,” ujar teman saya di Dalian, kota indah di provinsi Liaoning, dekat Korea.
“Saya pun ingin cepat vaksinasi,” katanya. Mengapa? “Ingin cepat ke Indonesia,” tambahnya. “Sudah lama tidak ke luar negeri”.
Untuk itu ia akan melakukan vaksinasi atas biaya sendiri. Ongkosnya 1.000 renminbi. Atau sekitar Rp 2,5 juta.
Tiongkok membolehkan para pengusaha yang punya bisnis di LN untuk mendapatkan vaksin lebih dulu. Asal, itu tadi, bayar sendiri.
Maka secara bisnis Tiongkok seperti akan lari duluan.(Dahlan Iskan)