Aktivis 98 Beda, Perjuangan Mahasiswa Seharusnya Bisa Ciptakan Momentum

BANDUNG – Mantan aktivis 1998 sekaligus Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (UNPAD), Prof Muradi menyebutkan mahasiswa seharunya bisa menciptakan momentum di tengah gejolaknya Serikat Buruh menolak UU Cipta Kerja.

Akan tetapi kenyataannnya mahasiswa sekarang tidak bisa menciptakan momentum itu. Ini momentumnya buruh.

’’Jadi mereka jika terlihat hanya sebagai komplemen,” kata Prof Muradi saat dihubungi di Bandung, Kamis (8/10).

Sebagai mantan aktivis 98, dirinya menilai mahasiswa yang mengikuti aksi penolakan Omnibus Law kelihan tidak memanfatkan momentum.

“Artinya kalau dia cerdik dia akan memanfaatkan momentum ini kepada hal yang strategis untuk kepentingan yang lebih luas. Bukan hanya buruh,” katanya.

Terlebih, kata Mantan Koordinator Umum Forum Mahasiswa Bandung (FMB) paska Soeharto Turun, Cipta Kerja momentumnya bukan mahasiswa. Melainkan buruh. Terkait dengan pekerjaan dan buruh ikut di dalamnya.

“Jadi kalau dibandingkan dengan aktivis 98. Saya sih bukan berarti menilai beda. Tapi aktivis 98 bisa menciptakan momentum,” cetusnya.

“Sekarang gini. Apakah nanti presiden bisa membatalkan UU ini? Jika tidak membatalkan, apakah akan panjang tidak unjuk rasanya? Kan engga,” imbuhnya.

Karena momentumnya bukan mahasiswa. Sambung dia, Buruh akan berhenti, dan bekerja kembali. Artinya, ungkap dia, kembali lagi pada ukuran sukses tidaknya gerakan politik yang digerakan mahasiswa tersebut. Apakah bisa konsisten tidak dengan kondisi hari ini.

“Kalau engga yaa hanya momentum-momentum kecil saja. Katakanlah presiden menunda atau membatalkan, kan buruh berhenti. Ketika berhenti apakah mahasiswa akan berhenti? Itu pertanyaan yang harus dijawab. Makanya momentum itu harus diciptakan mahasiswa. Bukan menunggani momentum,” terangnya.

Saat disinggung mahasiswa yang melakukan aksi di depan Gedung DPRD Jabar selama tiga kali chaos. Dirinya menceritakan pengalamannya saat aksi ditahun 98.

“Saya waktu 98 itu tidak satu kacapun ada yang pecah. Nah ini malah merusak, itu bukan gerakan mahasiswa. Saya curiga ada gerakan anarko Bandung yang memang ingin anarkis,” tegasnya.

Kalau dulu, sambungnya, tidak pernah merusak-rusak fasilitas. Silahkan bisa cek pemberitaan unjuk rasa 98 di Kota Bandung. Bahkan di kota-kota lain rusuh, di Bandung tidak ada.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan