BANDUNG – DPRD Jabar mendesak Pemprov Jabar segera menagih modal dari Angkasa Pura (AP) II. Hal itu melihat kondisi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang kian sepi sejak awal pandemi.
Anggota Komisi IV DPRD Jabar, Hasbullah Rahmat memaparkan, total penyertaan modal kepada AP II kurang lebih mencapai Rp 300 miliar. “Jadi kami minta Pak Gubernur menagih ke AP II, sebesar Rp 50 miliar atau lebih yang siap disetorkan ke BIJB,” kata Hasbullah, Rabu (9/9).
Hasbullah mengatakan, penagihan tersebut bertujuan untuk pengoperasian BIJB. Pasalnya, kata dia, BIJB mempunyai prospek yang bagus untuk ke depannya.
Selain itu, sambung Hasbullah, BIJB diproyeksikan akan menampung kelebihan penumpang dari Bandara Soekarno Hatta (Tangerang) dan Halim Perdana Kusuma (Jakarta).
Sebab, kondisi Bandara Soekarno-Hatta saat ini sulit dikembangkan karena lahannya atau area luasnya sangat terbatas dan tidak bisa dilakukan perluasan bandara. “Tentu BIJB Kertajati menjadi opsi. Itu menjadi keuntungan,” terangnya.
Terpisah, Direktur Utama PT BIJB, Salahudin Rafi mengatakan, pihak manajemen sudah mengambil inisiatif untuk melakukan penghematan selama pandemi Covid-19 dan penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk mengefisiensikan sehingga ketika penerbangan pulih dari efek pandemi Covid-19. Sesuai dengan arahan dari Pemprov Jabar.
“Kondisi seperti ini ada arahan efisiensi kami lakukan. Sejak operasional penerbangan berhenti, jam operasional bandara sudah berkurang. Untuk AC dan lampu sudah kita matikan,” ucap Salahudin.
Salahudi mengaku, kegiatan karyawan BIJB mulai berkurang sejak penerapan sistem kerja di rumah selama pandemi dan AKB. Sehingga para karyawan kini berada dalam status stand by call.
“Jadi kalau dibutuhkan, kita kontak, dan karyawan siap. Ini juga dalam rangka efisiensi,” ungkapnya.
Rafi mengatakan, upaya penghematan akan terus berjalan sambil menunggu kedatangan penumpang normal kembali. Menurutnya, hingga bulan September penumpang yang memakai pesawat belum akan tumbuh tinggi. “Rata-rata masih di bawah 30 persen kursi yang terisi belum sampai 100,” ujarnya.
Meski melakukan penghematan, Rafi memastikan manajemen terus mematangkan rencana penerbangan umroh yang ditargetkan bisa digelar pada Oktober-November mendatang.