BANDUNG – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat (Jabar) memastikan selama Pandemi Covid kondisi para atlet yang tengah mempersiapkan diri menuju PON XX/2021 kondisi performanya berangsur membaik.
Koordinator satuan pelaksana (Satlak) Jabar Juara Yunyun Yudiana mengakui, ketika awal pandemi Covid-19 kondisi atlet Jabar sempat mengalami penurunan performa. Sebab terhambatnya program latihan.
Akan tetapi, ketika pemerintah memberikan kelonggaran, KONI Jabar langsung memulai dengan tiga pola program latihan. Yaitu tetap melalui Work From Home (WFH), desentralisasi dan sentraliasi.
’’Pada mulanya kondisi mereka ada penurunan yang cukup signifikan. Namun kemudian setelah kembali berlatih terjadilah peningkatan lagi,” ungkap Yunyun di Ruang Kominfo KONI Jabar, Jl. Pajajaran Bandung, Rabu (09/09).
Yunyun yang juga ketua umum Pengprov Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Jabar mengatakan, untuk para atlet yang berada di zona merah, harus melaksanakan Work From Home (WFH)
Untuk program desentralisasi adalah cabang olahraga (cabor) yang diprediksi emasnya tidak terlalu banyak. Tapi personilnya banyak. Seperti sepakbola, bola voli, basket, bola tangan, hoki, dan lainnya.
Sedangkan latihan sentralisai ditetapkan cabor yang kecenderungan dan prediksi meraih medali emas banyak dengan nomor pertandingan banyak, namun personilnya sedikit.
Kendati begitu, Yunyun sebetulnya menginginkan semua cabor bisa sentralisai. Namun, jika itu dilakukan akan ada reseko penularan Covid-19.
Selain itu, biaya sentralisasi itu sangat besar. Dan kondisinya anggaran untuk program pemusatan latihan 60 persen mengalami recofusing untuk penanganan Covid-19. Bahkan untuk dana uang saku atlet saat ini mengalami kekurangan sebesar Rp 600 juta.
’’Nah ini menjadi pemikiran kami untuk mencari solusi agar atlet tetap dibina,” ucap dia.
Meski begitu, KONI Jabar akan berusaha maksimal agar kekuarangan bisa ditutupi dan tidak menjadi kendala bagi para atlet.
’’Kenapa saya bicara biaya, di dunia manapun biacar soal prestasi itu erat kaitannya dengan ongkos,”katanya.
Yunyun menambahkan, dalam program latihan para atlet dan pelatih harus menerapkan protokol kesehatan. Bahkan rencananya KONI Jabar akan umelakukan swab test kepada atlet dan pelatih.