Harus Gerak Cepat! Angka Pertumbuhan Ekonomi Masih di Bawah 0 % Berarti Indonesia Resesi

BANDUNG – Dampak Pandemi Covid-19 terhadap sektor ekonomi harus segera dibenahi dengan program dan kebijakan yang tepat. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan ekonomi di Indonesia tetap berjalan.

Pengamat Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung Setia Mulyawan menilai, pada kuartal 1 2020 pertumbuhan ekonomi kita masih negatif.

’’Jika sampai akhir Agustus ini kita tidak bisa mencapai angka pertumbuhan minimal 0% maka kita akan memasuki resesi ekonomi, ini harus dihindari,’’ucap Setia kepada Jabar Ekspres, Jumat, (28/8)

Dia mengatakan, langkah pemerintah dengan berbagai program program bantuan sosial dan subsidi upah patut diapreasiasi. Hal ini diharapkan menjadi stimulus untuk menggerakan roda perekonomian yang belakangan ini melemah sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

“Pandemi Covid-19 telah menurunkan daya beli masyarakat karena terhentinya beberapa aktivitas ekonomi. Padahal sebagian besar pertumbuhan ekonomi kita ditopang oleh sektor konsumsi,” katanya.

“Dengan program ini, daya beli sebagian masyarakat setidaknya bisa dipertahankan agar tidak terus turun, sehingga gairah konsumsi kembali meningkat, lanjutnya,” imbuhnya.

Setia menuturkan, program ini juga diharapkan dapat menyelamatkan ekonomi Indonesia agar tidak memasuki jurang resesi.

Kendati begitu, pada implementasinya program yang dilakukan harus betul-betul terarah secara sistematis dan tepat sasaran. Sehingga, data valid menjadi modal utama.

Akan tetapi, sejauh ini seringkali berhadapan dengan masalah data sehingga program yang diluncurkan justru menuai protes dari masyarakat.

’’Nah untuk program subsidi upah itu, sepertinya pemerintah menganggap bahwa data BPJS-lah yang bisa dipertanggungjawabkan agar penerima program adalah betul-betul pekerja, sehingga bias data bisa dihindari,” paparnya. (mg1/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan