BANDUNG – Jutaan pekerja di Jawa Barat (Jabar) masih menunggu realisasi bantuan subsidi upah (BSU) yang sejak Kamis (27/8) resmi dilaunching oleh Presiden Jokowi.
Pantauan di lapangan, para pekerja yang telah mendaftar langsung berbondong-bondong menuju ATM untuk melihat saldonya.
“Ya saya mendapatkan informasi dari teman kerja saya. Namun ternyata belum masuk,” sesal Nenden Masitoh saat ditemui di depan ATM BRI Rancaekek, kemarin (27/8).
Dirinya mengaku, sejak diumumkan bantuan tersebut sudah mengecek bolak-balik ATM selama 3 kali. Sebab, sebagian temannya sudah mendapatkan uang bantuan dari BP Jamsostek tersebut.
“Ini ketiga kali saya mengecek, karena penasaran teman-teman sudah pada masuk. Ya mudah-mudahan saya pun masuk hari ini. Sebab, lagi butuh untuk keperluan sehari-hari,” terangnya.
Ditanya ketika bantuan tersebut akan dipakai untuk apa. Dirinya enggan untuk membeberkan. Namun menyebutkan untuk makan dan jajan anaknya. “Untuk kebutuhan keluarga uangnya,” ungkapnya.
Terpisah, Deputi Direktur BP Jamsostek Wilayah Jawa Barat, M. Yamin Pahlevi menyebutkan, bahwa Jawa Barat menjadi salah satu wilayah yang banyak dari tenaga kerjanya mendapatkan bantuan subsidi upah tersebut.
“Dari sekitar 5,2 juta pekerja yang terdata di BP Jamsostek Jabar. Sekitar 2,6 juta adalah pekerja aktif non PNS, TNI/Polri, atau pegawai BUMN. Seluruhnya siap ditransfer ke rekening masing-masing,” tegas Yamin di Bandung, Kamis (27/8).
Dalam proses pencairan dana BSU, kata dia, melalui sistem transfer. Sehingga akan segera dilakukan secara bertahap hingga seluruh rekening pekerja yang telah tervalidasi bisa menerima haknya.
Mesti begitu, dirinya tidak henti-hentinya mengimbau kepada perusahaan untuk menyerahkan data terkini para pekerja yang mencakup nomor rekening aktif atas nama pekerja.
Begitu pula, kata dia, dengan nomor rekening yang tidak valid. Sehingga pihaknya akan mengembalikan kepada perusahaan untuk dikonfirmasi kembali kepada pekerjanya dan akan dilakukan validasi ulang. “Seperti kami sampaikan sebelumnya, agar BSU ini tepat sasaran, kami melakukan validasi berlapis sebanyak 3 tahap,” katanya.
Sementara itu, Agus Susanto, Direktur Utama BP Jamsostek menambahkan, sebanyak 2,5 juta pekerja tersebut merupakan gelombang pertama dari total 10,8 juta nomor rekening yang sudah tervalidasi oleh BP Jamsostek.