LEMBANG – Di tengah pandemi Covid-19, liburan menjadi pilihan untuk mengatasi kebosanan. Kawasan Lembang menjadi tujuan para wisatawan lantaran kesejukan udara dan keindahan panoramanya.
Menjadi dilema memang antara was-was terpapar Covid-19 di tengah kerumunan massa atau bosan dengan kegiatan di rumah melulu. Termasuk bagi pemerintah daerah.
Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna mengungkapkan khawatir kerumunan wisatawan yang datang ke Lembang, justru bisa memunculkan klaster Covid-19 baru.
“Ya jelas khawatir ada klaster baru, apalagi kita tahu pengunjung ini banyak berasal dari Jabodetabek, bahkan luar Jawa Barat. Makanya kami di Pemda, itu selalu bawel soal penerapan protokol kesehatan,” ungkap Umbara, Senin (24/8).
Di sisi lain, kedatangan wisatawan juga menjadi berkah tersendiri. Bukan saja karena menyumbang PAD, namun juga mampu membangkitkan sektor ekonomi masyarakat yang menjadi pelaku UMKM.
Seperti diketahui, selama hampir empat bulan objek wisata di Lembang tutup karena pandemi Covid-19, nasib pelaku UMKM menjadi tak menentu. Mereka tak bisa bekerja dan tak memiliki pendapatan.
“Jelas sangat terbantu karena wisatawan ini kan menambah PAD KBB dan mereka juga menghidupkan lagi ekonomi UMKM. Yang buka warung di objek wisata, bisa berjualan lagi. Ada plus dan minusnya lah pasti,” terangnya.
Bukti nyata kehadiran wisatawan yang membanjiri kawasan Lembang, dirasakan Siti Suminar. Siti yang berjualan sate di Jalan Raya Lembang dekat Alun-alun, bisa meraup keuntungan lebih banyak ketimbang saat wisata belum beroperasi.
“Jelas sangat terbantu, ya lebih besar keuntungannya. Apalagi yang dari Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, biasanya kan cari kuliner khas Lembang, nah kebetulan saya jualan sate kelinci, jadi banyak yang penasaran. Kalau pas wisata tutup, boro-boro untung, ada yang beli juga udah syukur,” kata Siti.
Meskipun saat ini sudah buka dan ramai, namun dirinya tetap memiliki kekhawatiran. Terutama jika banyak wisatawan yang terpapar Covid-19 hingga akhirnya wisata Lembang harus kembali dihentikan sementara.
“Ya khawatir kalau misalnya ada yang kena Covid-19 itu gimana, pasti wisata tutup lagi terus nanti pendapatan terganggu lagi. Kadang saya juga suka ngingetin pembeli pakai masker, biar semuanya sama-sama untung,” tandasnya. (mg6/yan)