BANDUNG – Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung telah memasang sebanyak 2.084 drumpori yang tersebar di seluruh wilayah sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi banjir. Pengerjaan drumpori tersebut terus dikerjakan sampai saat ini.
”Pemasangan drumpori tersebut menjadi salah satu strategi untuk mengantisipasi risiko banjir atau genangan air di jalan. Karena kapasitas resapan drumpori yang lebih besar dan cepat menyerap air daripada lubang biopori biasa,” ujar Kepala DPU Kota Bandung, Didi Ruswandi, Jumat (21/8).
Didi mengatakan dalam satu tahun pihaknya menargetkan sekitar 400 drumpori per UPT (Unit Pelaksana Teknis).
”Sampai akhir tahun ditergetkan mencapai 3.500 drumpori,” ujarnya.
Secara terperinci, drumpori dibuat oleh Bidang SDA sebanyak 374 unit, UPT DAS 293 unit, UPT Ujungberung 183 unit, UPT Gedebage 195 unit, UPT Karees 202 unit, UPT Cibeunying 332 unit, UPT Bojonegara 298 unit, dan UPT Tegallega 207 unit.
Dia mengatakan, pengalihan swakelola drumpori ke UPT di enam wilayah juga untuk pemanfaatan drum bekas pengaspalan jalan. Terlebih drum bekas tersebut justru memiliki kualitas yang lebih bagus untuk dimanfaatkan sebagai media drumpori.
Didi optimistis target pemasangan 3.500 drumpori pada tahun 2020 ini bisa tercapai. Sehingga akan lebih banyak lokasi untuk resapan air hujan dan mengurangi limpasan yang masuk ke sungai atau bahkan menghindari hingga meluap ke jalan nantinya.
”Sangat mungkin bisa terpasang, kita masih ada banyak waktu. Drum bekas aspal itu dipakai. Dan untungnya itu sudah dilapisi aspal. Jadi tidak perlu dilapisi lagi untuk menghindari korosi,” paparnya.
Lebih jauh Didi berharap masyarakat bisa turut serta untuk berpartisipasi membuat drumpori di halaman rumahnya masing-masing. Apabila terdapat masyarakat yang berminat namun tidak sanggup membuat drumpori, bisa melakukan pengajuan kepada UPT terdekat.
”Warga bisa tinggal datang ke UPT. Kami sangat berharap masyarakat berpartisipasi. Sekarang yang banyak membuat itu masih DPU. Tapi tinggal berkoordinasi dengan UPT. Kalau memang ada lokasi, sekaligus kita pasangkan,” tuturnya.
Didi mengungkapkan, saat ini fokus utama pembuatan drumpori masih ditujukan ke daerah yang potensi banjirnya tinggi. Sehingga ketika datang musim penghujan berikutnya bisa secepatnya terantisipasi.(mg7/ziz)