“Saya menyambut baik rencana tersebut. Untuk itu, saya sarankan agar rekomendasi dari 36 klub tersebut diaktanotariskan agar legal.
Begitu juga dengan rencana kepemilikan saham itu, pelajari dasar hukumnya supaya tuntutannya tidak mentah,” kata Dada Rosada ketika menerima perwakilan dari PT Persib 1933 di Pendopo Wali Kota Bandung, Selasa 14 Agustus 2012.
Menurutnya, kekhawatiran mengenai Persib akan keluar dari Kota Bandung kemungkinan tidak akan terjadi. Pasalnya, dasar hukum pembentukan PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) sudah menegaskan bahwa nama harus Persib dan harus berdomisili di Bandung. (bbs/yan)
Klub Internal Persib Protes Merasa Tidak Lagi Diakomodir
BANDUNG – Polemik antara 36 Persatuan Sepak bola (PS) dengan manajeman Persib Bandung yaitu PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) kembali memanas. Hal ini terjadi karena PT PBB dituding tidak lagi mengakomodir para pemain yang bernaung di PS untuk bermain di Persib Bandung.
Sebelumnya 36 PS diketahui menjadi pemasok pemain-pemain.muda untuk tim senior Persib. Namun, ketika Persib sudah dikelola oleh PT PBB kebutuhan pemain kebutuhan pemain didapatkan membeli klub lain secara profesional.
Pengamat sepak bola sekaligus pemerhati Persib Bandung, Eko Noer Kristiyanto atau yang akrab disapa Eko Maung menilai, perubahan manajeman Persib Bandung ke badan perseroan hingga berdampak pola memenuhi kebutuhan pemain menjadi profesional merupakan hal wajar.
“Intinya ini kan sepak bola modern, akan berkaitan dengan yang namanya subyek hukum, hal hal yang secara yuridis, legal itu harus jelas. Jadi sudah bener memang klub sepak bola profesional itu berbadan PT kaya sekarang,” ujar Eko Maung kepada wartawan Rabu, (12/8).
Kendati begitu, Persib Bandung tetap tidak boleh melepaskan sisi historis dan emosional kontribusi dari 36 PS yang sejak dulu bernaung di Persib. Sebab jika diakomodir bisa menguntungkan manajemen.
” jadi jika dikelola dengan legalitas yang adil dan batasan yang jelas antara Persib Bandung dengan 36 PS,” ujarnya.
Eko Maung menilai, semodern apapun klub sepak bola keberadaan klub-kljb binaan harus melekat. Bahkan jika dikelola dengan baik akan mengubtubgkan.
“Nah masalahnya ini ikatan emosional, sejauh apapun bisa mempengaruhi klub profesional, jadi kalau misalkan Persibnya kalah jelek boleh pada marah, protes, tapi kalau sampai mengendalikan arah kebijakan klub ya nggak bisa, karena yang nentuin kan direksi, komisaris sesuai aturan,” tegasnya.