“Orang zaman dulu pasti akan sangat bersyukur dengan kondisi kita saat ini. Kita juga harus menggali bagaimana budaya kita,” sambung Kurnia.
Dikatakan Kurnia, fitrahnya manusia adalah cinta tanah air. Hal itu dapat dilihat dari seseorang yang bepergian keluar negeri, pasti akan selalu merindukan hal-hal yang berkaitan dengan negara asalnya, seperti makanan dan yang lainnya. Seperti, pada saat melihat Tim Nasional Sepak Bola Indonesia tengah bertanding, pasti akan ada keinginan untuk mendukung.
“Teman-teman saya yang masih radikal, pasti memiliki rasa-rasa yang seperti itu. Artinya, secara fitrah alamnya, kita mencintai tanah air,” jelasnya.
Saat ini, Kurnia lebih banyak beraktivitas sebagai narasumber tentang tema yang berkaitan membawa misi perdamaian dan juga berperan sebagai pengamat bidang terorisme. Dirinya juga rutin mengikuti kegiatan di lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang kemanusiaan.
“Saya telah membangun sebuah yayasan untuk menaungi mantan narapidana terorisme, yang diberi nama Yayasan Genggam Perdamaian,” pungkasnya. (*)