Perhutani Minta Masyarakat Tak Bakar Hutan untuk Buka Lahan Pertanian

LEMBANG – Perum Perhutani Kawasan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara meminta masyarakat di lingkungan perhutanan sosial tidak sembarangan membuka lahan untuk dijadikan kebun.

Hal tersebut sebagai langkah mengantisipasi kebakaran di musim kemarau. Alasannya, pembukaan lahan hutan oleh masyarakat biasanya dengan cara membakar lahan.

“Kami sudah sampaikan ke warga apalagi yang ada di lingkungan perhutanan sosial, tidak boleh membuka lahan apalagi dengan cara membakar, risiko kebakarannya sangat tinggi,” ungkap Administratur Kawasan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara Komarudin, Selasa (4/8).

Tak hanya itu, masyarakat yang beraktivitas di dalam hutan, diminta tidak menyalakan api atau meninggalkan jejak api seperti api unggun atau puntung rokok yang dibuang sembarangan.

“90 persen kebakaran di lahan hutan karena manusia, artinya bisa karena menyalakan api atau meninggalkan sisa api sehingga memicu kebakaran. Diingatkan juga untuk pendaki, kalau terpaksa menyalakan api, harus dipastikan padam sebelum ditinggalkan,” terangnya.

Pihaknya mewaspadai kebakaran hutan dan lahan di kawasan pegunungan Bandung Utara yang biasa terjadi di musim kemarau pada bulan Juli-Agustus. Berkaca pada tahun lalu ada sebanyak 13 titik rawan kebakaran di  pegunungan Bandung Utara.

“Juli sampai akhir tahun sudah masuk musim kemarau. Sesuai amanat presiden kami diminta untuk mewaspadai karhutla. Walaupun di Bandung Utara kejadian karhutla relatif jarang dan skalanya kecil, tapi ini juga menjadi perhatian kita untuk tetap waspada,” bebernya.

KPH Bandung Utara memiliki luas 20.560 hektare yang tersebar di empat wilayah, yaitu Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Subang, dan Purwakarta. KPH Bandung Utara mencakup beberapa gunung besar yaitu Tangkuban Parahu, Burangrang, Manglayang, dan Palasari.

Selain itu, di beberapa gunung besar dibuat posko khusus pengendalian kebakaran. Pihaknya juga menyiagakan personel untuk melakukan pemantauan kemunculan titik api selama kemarau.

“Perhutani juga menerjunkan 120 orang petugas lapangan yang siap memadamkan api, jika sewaktu-waktu muncul. Mereka bakal dibekali jet shooter atau tas yang bisa membawa air,” jelasnya. (mg6/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan