Selain karena keterbatasan mesin tetas, faktor internal seperti kualitas indukan dan faktor eksternal berupa suhu ataupun kelembapan turut memengaruhi tingkat kegagalan telur yang tidak menetas.
“Dari segi daya tetas juga kita masih rendah, di angka 40-50 persenan. Misalnya telur 100 butir, waktu kemarin sempat gagal tetas, jadi yang menetas cuma 50 butir. Jadi memang keluar dari kandang, telur tidak semua dibuahi. Kemudian masuk mesin tetas jelas tidak berkembang. Ruang tetas diatur suhunya, kelembapannya, yang mempengaruhi daya tetas telur,” pungkasnya. (mg1/tur)