LEMBANG – Pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19 telah membuat sebagian sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) terkena dampaknya.
Salah satunya UKM kopi luwak yang saat ini terancam gulung tikar karena sepinya pengunjung.
Pemilik UKM kopi luwak di Lembang, Sujud Pribadi, mengungkapkan, pihaknya sudah tidak mampu mempertahankan usaha yang telah digelutinya beberapa tahun silam akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan sepinya kunjungan ke tempat usaha miliknya.
“Secara kondisi, sudah berada di ujung tanduk bisa dibilang juga tinggal menunggu waktu untuk gulur tikar. Sejak awal Covid-19 sampai dibuka kemarin, pengunjung itu sama sekali tidak ada,” ungkap Sujud saat ditemui, Rabu (29/7).
Saat ini usahanya masih tetap buka berharap ada pengunjung yang datang dan membeli produknya, sekadar menutup biaya operasional. Namun dirinya tak perlu membayar gaji pegawai, karena semua pegawainya sudah dipulangkan ke rumah masing-masing.
“Ya tiap hari tetap buka, yang namanya usaha kan harus terus dicoba meskipun enggak pasti apakah ada pengunjung atau enggak. Minimal bisa tutup biaya operasional, kalau gaji karyawan enggak, karena semua sudah saya cut dulu,” katanya.
Dalam sebulan, ia harus menyiapkan dana hingga Rp 35 juta. Rinciannya, Rp 30 juta untuk karyawan, Rp 2 juta untuk biaya listrik, Rp 3 juta untuk hal tak terduga.
“Itu hanya untuk operasional karyawan dan listrik saja. Kalau untuk bahan baku biji kopi beda lagi. Perawatan luwak juga ada biaya khusus. Sekarang ya mengandalkan kantong pribadi, karena sama sekali tidak ada pemasukan,” bebernya.
Untuk tetap menjalankan usahanya, Sujud terpaksa menjual sebagian aset pribadinya. Hal itu juga untuk menutupi biaya pendidikan anaknya dan keperluan rumah tangganya sehari-hari.
“Untuk usaha saya saja sudah minus, belum ditambah pendidikan anak dan keperluan sehari-hari. Anak saya sekarang kan belajar di rumah, artinya ada biaya tambahan untuk kuota. Jelas sekarang saya sedang terpuruk,” jelasnya.
Pihaknya berharap pemerintah bisa memberikan suntikan permodalan untuk memperpanjang nafas usaha yang jadi tumpuannya mencari nafkah.
“Sampai sekarang sama sekali belum ada pihak yang membantu permodalan. Harapannya ya pemerintah mau bantu sektor UKM, karena kita benar-benar sangat terdampak,” tandasnya. (mg6/yan)