BANDUNG – Beberapa hari lalu Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memperingati hari jadi Gedung Sate ke-100. Hari ini, Gedung Sate ditutup total. Ini kah cara merayakan hari jadi gedung bersejarah itu? Tentu tidak.
Gedung yang dicanangkan menjadi destinasi bersejarah ini tiba-tiba sepi. Hanya ada suara gemuruh pohon diterpa angin. Yang daun-daunya satu persatu jatuh ke aspal.
Para security tak biasanya berjajar di lima pintu masuk gedung berhistoris itu. –Menjaga supaya tidak ada yang masuk. Ada unjuk rasa? Ada pejabat negera kah? Ada acara peringatan hari jadi ke-100 kah? Tentu juga tidak.
Orang-orang bertanya. Termasuk para Jurnalis. Ada apa ini? Ada apa ini? Terselang 7 mobil melintas didepan pintu gerbang timur. Tiba-tiba masuk Surat Edaran di WAG (WhasApps Grup) tentang Penutupan Sementara Gedung Sate.
Ya, gedung yang memiliki 28 tihang: 14 kanan, 14 kiri itu kini ditutup. Sebab, banyak ASN yang terpapar COVID-19. Setelah beberapa hari melalukan Test Swab Masal.
Melihat dari sisi historis. Memang gedung yang dibangun pada jaman penjajahan ini ditutup pertama kali. –Pas 1 Abad. Meski setiap tahunnya ada ribuan buruh, mahasiswa atau elemen lainnya yang ujuk rasa. Mengepung, mencekram, mengamuk. Namun, tak membuat icon Bandung ini gentar untuk ditutup.
Selang beberapa menit. Tepatnya pukul 11.26 WIB ketika hendak mengkonfirmasi terkait surat edaran itu. Sebab, ingin mengetahui benar tidaknya kabar tersebut.
“Wa’alaikumsalam. Kita tunggu pernyataan pak Sekda pukul 14:00WIB,” ya itulah ucap Kabiro Humas dan Protokol Pemprov Jabar, Hermansyah.
Tak sampai disitu. Penulis pun mencoba menanyakan jumlah ASN yang terpapar COVID-19 itu. Sebab, di surat edaran tidak disebutkan. Namun diberbagai pesan WhasApps dan Medsos beredar jumlahnya.–28 terpapar, 56 terpapar, 79 terpapar.
“Jumlahnya belum ada. Masih menunggu konfirmasi Labkes,” jawab pertanyaan pancingan.
Mungkin, COVID-19 pun menjadi sejarah atas penutupan kantor Gubernur Jabar ini. Rumput yang hijau, angin yang segar, suasana yang adem kini berubah mencekam bagi pengunjung. Entahlah. (win/yan)