BANDUNG – Principal Investigator Penelitian Vaksin COVID-19, Prof Kusnandi Rusmil mengatakana bahwa pelaksanaan uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac yang sudah tiba di Bandung beberapa waktu lalu belum bisa dilakukan.
Diakuinya, sampai saat ini pihaknya masih menunggu rekomendasi dari Komite Etik Penelitian Universitas Padjajaran (Unpad) untuk memastikan keselamatan relawan.
“Untuk vaksin sudah masuk fase tiga. Di Indonesia belum uji klinis karena menunggu izin. Disebab kan ini penyakitnya baru sehingga perlu hati-hati jangan sampai takut ada apa-apa,” ucap Prof Kusnandi, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (24/7).
“Tentu dari komite banyak pemikiran-pemikiran tentang vaksin ini. Namun, pada prinsipnya supaya subjeknya aman. Untul pemeriksaaannya belum bisa menjelaskan. Kita akan menunggu komite etik,” imbuhnya.
Menurutnya, pengujian vaksin tahap tiga ini bertujuan untuk memastikan bahwa vaksin ini aman digunakan oleh semua orang dan mempunyai efek yang diharapkan yakni membantu imunitas.
“Untuk lebih memastikan bahwa vaksin ini aman dan mempunyain efek yang baik dengan jumlah sempel yang banyak dibeberapa tempat,” ungkapnya.
Kusnandi mengatakan, sebanyak 1.620 warga Bandung Raya dalam hal ini akan direkrut untuk menjadi sukarelawan uji klinis vaksin Covid-19.
“Subjek uji vaksin Covid-19 ini tak perlu melakukan karantina atau isolasi dalam masa pemantauan klinis. Karena vaksin ini sudah melalui uji di fase 1 dan 2 dan dinyatakan aman. Walaupun terdapat dampak akibat vaksin berupa rasa pegal atau sakit sesaat di area yang disuntik.
Dikatakan Kusnandi, terkait efek samping vaksin itu memang sejumlah subjek di antaranya ada yang mengalami diare, demam, atau pnemunoia. Namun setelah ditelusuri, gejala tersebut tidak berkaitan dengan pemberian vaksin.
Ditempat yang berbeda, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil berharap uji klinis vaksin COVID-19 produksi Sinovach, Tiongkok, yang dilakukan PT Bio Farma berjalan baik.
“Bio Farma kemarin melaporkan kepada Pak Presiden, siap memproduksi vaksin, tapi ada uji klinis terakhir sebelum diproduksi massal, yaitu akan mengetes kepada 1.600-an relawan,” katanya.
Rencananya, ucap dia, uji klinis akan dilakukan di enam tempat, yakni Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran (Unpad), Balai Kesehatan Unpad di Jalan Dipati Ukur, serta empat puskesmas di Kota Bandung. Uji klinis diharapkan selesai dalam waktu enam bulan.