Saat ini, kata Raditya, masih ada sekitar 20% dari pelaku usaha jasa konstruksi yang mencoba terus bertahan dengan cara beralih bisnis. Penerapan adaptasi kebiasaan baru menjadi harapan bagi sektor usaja untuk kembali beroperasi. Pihaknya berharap proyek pemerintah juga akan jalan kembali.
Harapan lain, pelaku usaha terdampak yang mengalami kesulitan modal juga bisa mendapatkan kemudahan dalam perolehan pembiayaan.
“Sekarang mereka kesulitan modal, sementara yang bisa bantu hanya bank. OJK memang harus turun langsung agar pemulihan ekonomi juga bisa terealisasi dengan baik, khususnya bagi pelaku usaha konstruksi,” katanya
Dampak korona tak hanya dirasakan oleh pelaku usaha konstruksi, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jabar ini juga mengalami pemangkasan anggaran yang cukup besar.
Kepala DBMPR Jabar, A.Koswara menyebutkan, bahwa tiga proyek pembangunan DBMPR berencana akan dibantu pembiayaan oleh BUMD.
Tiga proyek tersebut meliputi jalur horizontal/jalur tengah selatan (JTS), pembangunan jalan tambang dan pembangunan tahal IV Masjid Al-Jabbar.
“Iya betul, baru inisiatif proposal. Jadi masih jauh keputusan akan dibiayai atau tidaknya (dari BUMD),” tegas A. Koswara saat dihubungi, Jumat (17/7).
Diketahui rapat pembahasan tersebut digelar di ruang rapat Bappeda Jabar yang dipimpin langsung Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jabar, Edy Nasution, Pimpinan BUMD dan Biro Hukum.
Lebih jauh dia menjelaskan, bahwa pembangunan JTS dengan panjang 310 km (kilometer). Dibagi menjadi dua segmen barat dan timur. Sehingga membutuhkan anggaran Rp 2,675 triliun.
“Manfaatnya akan memangkas jarak dan waktu, memudahkan menuju tempat wisata, akan berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi dan kegiatan sosial,” jelasnya.
Untuk jalan tambang, kata dia, panjangnya sekitar 24,89 km dengan perkiraan anggaran Rp 560 miliar lebih. “Direncanakan jalan tambang tersebut akan berbayar dan pembangunannya ditawarkan kepada pemilik tambang untuk terlibat,” katanya.
Sementara untuk pembangunan Masjid Al-Jabbar tahap IV, memerlukan anggaran Rp 475 miliar lebih yang diperuntukan bangunan masjid. “Interior dan konten ma’rodz. Ditargetkan masjid sudah dipakai berjamaah tahun 2022,” paparnya.
Disinggung kapan terealisasi, pihaknya mengatakan masih jauh. Karena banyak yang harus dikaji. Kepala Biro BUMD dan Investasi Jabar, I Gusti Agung menyatakan siap dan akan menugaskan PT. Jasa Sarana sebagai pelaksana dan investor.