CIMAHI-Pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi menerima sejumlah laporan terkait gagalnya calon siswa masuk SMP Negeri. Kepala Disdik Kota Cimahi Hendra Gunawan mengatakan, banyaknya siswa gagal masuk SMP Negeri disebabkan kesalahan tujuan titik koordinat jalur zonasi yang terlalu jauh pada penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Di mana kata Hendra, titik koordinat PPDB jalur zonasi yang tidak valid akibat kelalaian sehingga banyak dikeluhkan masyarakat.
[ihc-hide-content ihc_mb_type=”show” ihc_mb_who=”3,4″ ihc_mb_template=”1″ ]
“Masa sanggah terakhir, kebanyakan laporan terutama titik koordinat rumah calon siswa ke sekolah. Disitu ada pertanggungjawaban mutlak kalau tidak sesuai maka data invalid,” ujar Hendra, Rabu (8/7).
“Ada juga kesalahan orangtua menentukan titik koordinat sehingga terlalu jauh dengan sekolah, itu tidak bisa diatur lebih dekat karena ditentukan oleh titik GPS. Ini sudah masuk human error masing-masing, sehingga tidak ditolerir,” imbuhnya.
Sekadar diketahui, hasil PPDB Kota Cimahi 2020/2021 diumumkan pukul 22.00 WIB melalui laman http://www.ppdb.cimahikota.go.id/.
Untuk tingkat SD terpenuhi sebanyak 6.420 siswa dan SMPN 3.872 siswa termasuk 3 sekolah baru.
Hendra mengaku, bahwa pihaknya sudah menginformasikan kepada masyarakat agar data kependudukan turut diperbaharui sehingga mempengaruhi dapodik.
“Soal jarak ini sesuai sistem, tidak ditutupi dan transparan. Kami bersama Disdukcapil Kota Cimahi juga kerja keras perbaiki data kependudukan siswa. Padahal Kita sudah beri surat bahwa perpindahan kependudukan agar di update. Berlaku minimal 6 bulan, tidak mendadak pindah alamat lalu bisa diterima di sekolah terdekat,” bebernya.
Pihaknya, imbuh dia, hanya meloloskan satu laporan sanggahan masyarakat untuk PPDB SMP jalur zonasi. “Dari sekian laporan hanya satu yang diterima. Data kependudukan yang lama tercatat di Melong, ternyata sejak Agustus 2019 pindah ke Cigugur sehingga sudah melebihi minimal kepindahan 6 bulan dan data terbaru masuk zonasi SMP terdekat,” katanya.
Santer beredar informasi sejumlah SMP Negeri di Kota Cimahi mematok tarif sekian juta rupiah untuk menampung siswa baru. Informasi tersebut menjadi buah bibir di media sosial. Sejumlah warga menilai bahwa kejadian tersebut nyaris terjadi di semua SMPN di Kota Cimahi.