BANDUNG -Dunia pendidikan di Jawa Barat (Jabar) masih menyisakan persoalan. Tidak sebandingnya angka kelulusan siswa dengan ketersediaan kursi di sekolah menjadi pemicunya.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, angka kelulusan SMP/MTs tahun 2020 ini, berjumlah sekira 700 ribu siswa. Sementara ketersediaan kursi di SMA hanya 149.977 kursi.
[ihc-hide-content ihc_mb_type=”show” ihc_mb_who=”3,4″ ihc_mb_template=”1″ ]
“Itu artinya ketidak sesuai, bagi calon siswa yang keterima di negeri makan harus ke swasta,” ujar Sekretaris I Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online Disdik Jawa Barat, Dian Peniasiani, saat audiensi bersama masyarakat, di Aula Mohammad Yamin Dinas Pendidikan Jabar, Rabu (24/6).
Dengan perbandingan angka ini, masyarakat terutama bagi calon siswa harus berlegawa (menerima kenyataan dan berbesar hati). Karena fakta yang ada ialah khususnya di Jawa Barat jumlah SMA swasta lebih banyak ketimbang SMA negeri.
“SMA Negeri itu hanya 507 sekolah saja sementara jumlah SMA swasta berjumlah 1153 tersebar seluruh Jabar ini, artinya perbandingkan, sekolah swasta lebih banyak,”ungkapnya.
Fakta lapangan lainnya yang juga harus dipahami masyarakat luas, dikatakan Dian, ialah jumlah SMK negeri juga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan SMK swasta. Jumlah SMK negeri hanya 287 sekolah saja, sedangkan SMK swasta 2.645 sekolah.
“’Kan kelihatan, swasta paling banyak jumlahnya, itu baru dihitung sekolahnya belum termasuk rombelnya, kalau dikalikan rombelnya maka lebih besar lagi,”
Dian mencontohkan, di Kota Bandung saja, jumlah SMP Negeri hanya 64 sekolah, sementara SMA negeri hanya 27 sekolah, meskipun dikalikan dengan rombel kelas, daya tampung SMA negeri tidak jauh dari 34 hingga 35 persen dari daya tampung 149.977 ini, secara keseluruhan.
“Kalau kekeuh (ngotot) masuk ke negeri, tidak bisa juga ujung-ujungnya, ini sistem seleksi ada sebuah konsekuensi ada keterima dan ada yang tidak,” tandasnya. (mg2/tur)
[/ihc-hide-content]