BANDUNG –Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang terdampak Covid-19. Hingga saat ini sudah ratusan UMKM tercatat turut mengecap dampak pandemi yg satu ini.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Atet Dedi Handiman, kepada Jabar Ekspres, Rabu (23/6).
”Hingga saat ini ada sekitar 900-an UMKM yang terdampak,” sebutnya.
Lebih lanjut dia mengatakan terdapat beberapa upaya yang dilakukan guna menanggulangi UMKM yang terdampak Covid-19, salah satunya dengan membuat flyer informasi untuk meningkatkan usaha di tengah pandemi.
”Kami bekerja sama dengan teknik industri ITB (Institut Teknologi Bandung). Kemudian memfasilitasi juga pembuatan masker. Membantu memasarkan ke instansi-instansi yang membutuhkan,” ungkap Atet.
Dia mengaku, saat ini pihaknya lebih banyak membantu dalam proses pemasaran. Salah satunya pemasaran untuk ikut dalam pengadaan barang dan jasa serta pemerintah.
”Misalnya untuk UKM yang bergerak di bidang makanan, seperti kue basah. Kita bantu untuk mengisi misalnya untuk makanan dan minuman rapat,” ucapnya.
Atet mengungkapkan para pelaku UMKM lebih banyak kesulitan dalam aspek pemasaran. Tak hanya itu, bahan baku juga menjadi persoalan lain yang turut menjadi dampak Covid-19 terhadap UMKM.
”Untuk berimbas permodalan relatif tidak banyak. Kebanyakan pemasaran dan bahan baku. Karena bahan baku juga sama, terdampak Covid-19,” ungkapnya.
Dampak pandemi ini berdampak pada kraft dan fashion khususnya. Berdasarkan penuturan Atet, tak sedikit pula UMKM yang “banting setir” ketika pandemi berlangsung. Seperti berubah menjadi produksi APD.(mg7/ziz)