Via Vallen Khawatirkan Sang Adik

JAKARTA – Pedangdut Via Vallen mengatakan, adiknya dinyatakan positif virus korona atau Covid-19 berdasarkan hasil tes swab yang dilakukan di sebuah rumah sakit Jawa Timur. Pemilik single hit “Sayang” itu memutuskan melakukan pemeriksaan terhadap adiknya karena mengalami pneumonia.

Via Vallen melalui akun Instagramnya mengonfirmasi bahwa adiknya positif Covid-19. Perempuan kelahiran Surabaya, 1 Oktober 1991 itu memutuskan melakukan pemeriksaan karena kepala adiknya sempat terbentur ke lantai dan mimisan.  Setelah dilakukan pengecekan lewat uji laboratorium, diketahui kalau adik Via Vallen mengidap penyakit pneumonia.

Via Vallen dan keluarganya pun khawatir itu bagian dari gejala Covid-19. Apalagi sang adik kerap melakukan antar jemput pacarnya yang bekerja di sebuah pusat perbelanjaan di Surabaya. “Aktifitas adikku hampir setiap hari ke Surabaya anter jemput pacarnya kerja di mal,” cerita Via Vallen, Senin (25/5).

Khawatir dengan kondisi sang adik, dia pun sempat menanyakan ke beberapa dokter spesialis paru soal penyakit pnemonia. Mereka pun mengatakan tidak ada masalah yang serius. “Semuanya bilang enggak apa-apa. Itu gara-gara rokok, bla bla bla.”

Mendapat penjelasan seperti itu, Via Vallen tetap khawatir. Karena sejumlah penderita Covid-19 juga mengalami penyakit pneumonia. Dia merasa perlu mendapat kepastian karena di rumahnya ada orang tua yang rentan. Untuk memastikannya, pemilik nama lahir Maulidia Octavia kemudian membawa adiknya ke sebuah rumah sakit rujukan Covid-19 dan hasilnya non reaktive.

Untuk dapat benar-benar memastikannya, Via Vallen kemudian membujuk sang adik untuk melakukan tes Covi-19 dengan cara swab. Karena dengan cara ini dapat dipastikan keakuratannya apakah seseorang positif virus korona atau tidak. Dan ternyata adik Via Vallen dinyatakan positif Covid-19.

“Setelah menunggu 10 hari, ternyata hasilnya positif. Dan dari Dinkes ada yang lapor ke RT buat bantu ngawasin adekku,” katanya.

Mengacu pada kejadian yang dialami adiknya, Via Vallen berkesimpulan bahwa rapid test tidak 100 persen menunjukkan data yang akurat. Dia juga menduga pasian positif virus korona lebih besar dari data yang ada sekarang.

“Berarti sebenarnya jumlah orang terpapar corona lebih besar dari jumlah yang di data ya. Karena kebanyakan ketika TCM dan rapid yang hasilnya non reactive sudah dirasa cukup, padahal jika di swab bisa saja hasilnya positif,” tandas Via Vallen.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan