Begini Strategi Pemdaprov Jabar Dongkrak Perekonomian di Tengah Pandemi Covid-19

Menanggapi kondisi tersebut, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemda Prov) Jawa Barat berkoordinasi dengan asosiasi pengusaha dan  pemerintah kota kabupaten.  Misalnya di sektor pangan Jabar masih melakukan berbagai koordinasi untuk penyerapan di sentra produksi, juga di berbagai pasar.

Sedangkan untuk masyarakat menengah/kecil, selain bansos dari pemerintah pusat, Pemda Prov Jabar bekerja sama dengan PT Pegadaian agar masyarakat tetap bertahan dan mengamankan asetnya. Bahkan, Pemda Provinsi Jabar juga mengeluarkan Bantuan Tidak Terduga untuk menyerap produk APD yang dibuat oleh UKM.

“Ini membuat Jawa Barat juga daerah penghasil APD di masa pandemi ini, sekaligus sedikitnya menyelamatkan ekonomi,” tegasnya

Adapun, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan II dan Manajemen Strategis Kantor Regional II Jawa Barat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lasdini Purwanti, mengatakan kinerja keuangan perbankan Jabar triwulan I/2020 masih cukup baik, walaupun turun dibanding tahun lalu.

“Tapi masih tumbuh kredit, kemudian juga Dana Pihak Ketiga (DPK) dan aset masih ada pertumbuhan di TW I ini. Kemudian kita harap tidak terlalu turun karena sudah ada berbagai stimulus yang dikeluarkan pemerintah, yang ditindak lanjuti juga oleh peraturan- peraturan OJK,” jelasnya

Sedangkan Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah masih terjaga karena adanya kebijakan restrukturisasi, dimana untuk kreditur yang mengajukan restrukturisasi diangkap kategori lancar. Sehingga perhitungan NPL tidak seketat sebelum ada pandemi Covid-19.

“Jadi meskipun ada penurunan dibanding tahun lalu, tapi masih terjaga,” tegasnya

Pada kesempatan yang sama, Direktur Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi, Kantor Perwakilan (KpW) Bank Indonesia (BI) Jawa Barat, Pribadi Santoso mengakui dampak Covid- 19 cukup multidimensi.

Terbukti, laju pertumbuhan ekonomi Jabar yang biasanya maju di angka 5 persen bahkan di atas nasional, namun pada triwulan I/2020 LPE-nya ada diangka 2,73 persen.

“Kita tahu pertumbuhan nasional 2,97 persen, penyusutannya lumayan dalam, dari sisi pertumbuhan ekonomi. Ini akan berpengaruh pada income, daya beli masyarakat, termasuk dunia usaha, saya kira semua terpengaruh,” katanya

Menurutnya, upaya yang dapat dilakukan adalah menjaga daya beli masyarakat terutama masyarakat kurang mampu, di antaranya melalui bantuan sosial (bansos). Kedua, menjaga keberlangsungan aktivitas ekonomi dalam physical distancing, yakni menghidupkan pasar jual beli secara online bekerja sama dengan fintech.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan