BANDUNG – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jawa Barat memastikan, program One Pesantren One Product
(OPOP) pada 2020 masih terus berjalan meskipun terkendala dengan Pandemi Covid-19.
“Kalau untuk OPOP masih berlangsung. Namun terkendala karena ada musibah yang tidak diinginkan itu. Tapi kegiatan ini tetap berlangsung dan kegiatan maupun sosialisasi dan pendaftaran melalui website/online,” kata Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jawa Barat, Kusmana Hartadji melalui Kasie Penyelenggara Pelatihan UPTD P3W Jabar, Tini Djumartini saat dihubungi Jabar Ekspres, Senin (6/4/2020).
Diketahui sebelumnya, pendafataran OPOP kembali diperpanjang hingga 30 April. Sebab, terkendala dengan pandemi Covid-19. Sehingga banyak kegiatan maupun sosialisasi yang tertunda.
“Pendaftaran masih tetap berlangsung melalui opop.jabarprov.co.id masih berlangsung, dalam perjalanan sosiasasi memang kita terhenti kalau masalah pendaftaran masih dibuka melalui online,” kata Tini.
Dikatakannya, untuk peserta OPOP kedua ini menargetkan untuk 1.000 pesantren. Sehingga bagi para peserta yang pada tahun pertama sudah menjadi juara itu tidak bisa mengikuti kembali.
Dia optimistis, meskipun penyelenggaraan OPOP terkendala dengan Covid-19.
“Program ini merupakan untuk kemandirian umat di pesantren melalui produk untuk mengambangkan ekonomi di pesantren. Sehingga banyak yang menunggu dengan program OPOP ini,” cetusnya.
Dijelaskan Tini, pesantren yang sudah mendaftar sampai saat ini sudah sebanyak 830 unit. Namun sambung dia, yang sudah memenuhi persyaratan sebanyak 305 unit.
“Kita masih menunggu pesantren yang belum memenuhi persyaratan. Oleh sebab itu pendaftaran diperpanjang. Ya itu terkendala dengan tidak dilaksnakannya sosiasasi sehingga masih ada pesantren yang belum paham tentang cara dan syarat pendafataran,” jelasnya.
Selain itu, iapun menyampaikan bahwa persyaratan untuk mengikuti OPOP ini berbeda dengan tahun sebelumnya sehingga tiap pesantren harus mempunyai Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP) yang terdaftar di Kemenag.
Saat disinggung teknis pelaksanaan OPOP di saat Pandemi Covid-19, ia pun berharap musibah yang dialami secara global ini bisa secepatnya berhenti dan bisa dilaksanakan pada bulan Juni.
“Secara teknis mudah-mudahan masih berjalan tetap berjalan masih punya waktu, dalam menjadwalkan dibulan Juni karena Mei masih belum bisa diprediksi penyebaran Covid-19 ini,” pungkasnya. (mg1)