BANDUNG– Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Dedi Mulyadi setuju semua gaji anggota DPR dipotong untuk membantu penanganan wabah virus korona atau Covid-19.
Dedi mengatakan, jumlah gaji yang dipotong bisa sampai separuh. “Saya setuju usulan pemotongan gaji para anggota DPR separuh dan dananya disalurkan ke rumah sakit rujukan di dapil masing-masing,” kata Dedi dilansir RMOLJABAR, Kamis (26/3).
Akan tetapi lanjut Dedi, pemotongan gaji jangan hanya berlaku untuk anggota DPR, tetapi juga untuk semua pejabat di negeri ini, mulai tingkat menteri, gubernur, bupati hingga wali kota. “Karena negeri ini perlu teladan,” kata mantan bupati Purwakarta dua periode ini.
Dedi menambahkan, bahwa uang itu bisa dialokasikan untuk membeli kebutuhan perlengkapan tenaga medis yang menangani corona, seperti alat pelindung diri (APD). Sebagian diberikan kepada tenaga medis sebagai stimulus.
Khusus anggota DPR, kata Dedi, dana dari pemotongan gaji jangan tersentral di pusat. Tetapi dikumpulkan untuk langsung disumbangkan ke rumah sakit rujukan di daerah masing-masing.
“Tinggal dibagi. Anggota DPR berapa sih di daerah. Tinggal keridoannya didata. Uangnya mau diserahkan ke RS mana. Bikin daftar RS, lalu isi. Penggunaan uangnya untuk pembelian APD dan stimulis tenaga medis,” ujarnya.
Dedi juga mengimbau tes korona atau rapid test untuk pejabat, mulai anggota DPR, menteri hingga pejabat di daerah harus dilakukan di akhir. Dia meminta dahulukan pemeriksaan untuk masyarakat dan tenaga medis.
“Kalau kita mau berpihak pada publik, maka seluruh pejabat itu diperiksanya nanti belakangan. Semuanya, bukan hanya anggota DPR, tetapi untuk semua para pejabat negara. Periksa terlebih dahulu masyarakat, perawat dan tenaga medis,” ungkapnya.
Menurutnya, sudah menjadi konsekuensi jabatan bahwa para pejabat harus mendahulukan kesehatan publik. Kata Dedi, pejabat itu ibarat ibu yang bangun lebih pagi dan memasak, tetapi makannya belakangan. Setelah memastikan semua anaknya makan, baru dia makan. “Itu yang dilakukan ibu kita dulu,” pungkasnya. (bbs/drx)