Masa Darurat Virus Korona Ditetapkan Hingga Lebaran

JAKARTA– Kasus pasien po­sitif terpapar korona hingga kini sudah mencapai 134 orang. Diprediksi angka itu terus bert­ambah. Atas situasi seperti itu, Badan Nasional Penggulangan Bencana (BNPB) memperpan­jang status keadaan darurat akibat wabah virus korona.

Keputusan itu berdasar pada surat keputusan kepala BNPB Nomor 13.A tahun 2020. “Me­netapkan perpanjangan status keamanan tertentu darurat bencana penyakit akibat virus korona di Indonesia,” ujar Ke­pala BNPB Doni Monardo dalam suratnya yang diteri­ma JawaPos.com, Selasa (17/3).

Dalam surat tersebut Doni mengatakan, perpanjangan status darurat dimulai dari 29 Februari hingga 29 Mei 2020 atau 91 hari. Artinya hingga hari raya Idul Fitri atau Lebaran 2020. Pasalnya berdasar pada hari cuti bersama libur tanggal merah, pada 24-25 Mei 2020 merupakan Idul Fitri.

Sementara itu, atas pandemi covid-19 di Indonesia ini, hing­ga Senin (16/3) terdapat 134 orang yang positif terpapar.

Juru Bicara (Jubir) Pemerin­tahan untuk Penanganan Wabah Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, penam­bahan kasus korona terjadi di berbagai daerah. Rincian­nya, 1 pasien di Jawa Barat, 1 pasien di Jawa Tengah, 1 pa­sien di Banten, dan 14 pasien di DKI Jakarta.

Sejauh ini sebanyak 8 pasien di Indonesia yang sebelumnya positif terpapar virus Korona telah dinyatakan pulih. Se­mentara, sebanyak 5 orang pasien positif virus corona meninggal dunia.

Kasus pasien positif virus Korona jenis baru atau COVID-19 di Indonesia terus bertambah setiap hari. Per hari Selasa (17/3), pasien vi­rus korona yang positif bert­ambah lagi 38 kasus. Sehing­ga totalnya menjadi 172 kasus yang positif di Indonesia.

Achmad menyebutkan, 38 kasus baru tersebut didapat­kan dari pelacakan kontak (contact tracing) pasien po­sitif sebelumnya. Selain itu juga hasil pemeriksaan dari laboratorium di daerah.

“Ada penambahan kasus dari tracing 12 kasus. Lalu dari pemeriksaan spesimen ada 20 kasus. Dan dari peme­riksaan oleh Universitas Air­langga 6 kasus (totalnya 38 kasus bertambah),” paparnya.

Yurianto menegaskan da­ta itu diperoleh dari hasil pemeriksaan sampai Senin (16/3) sore. Dan sebaran paling banyak masih DKI Jakarta paling tinggi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan