BANDUNG – Berbagai upaya dilakukan sekolah untuk melaksanakan pendidikan karakter terhadap peserta didik. Salah satunya adalah SMPN 46 Bandung. Sekolah yang terletak di Jalan Desa Cipadung, Cibiru, Kota Bandung itu menekan para siswa peduli terhadap lingkungan sekolah.
Kepala Sekolah SMPN 46 Bandung Iis Siti Aisyah mengatakan, siswa dapat melakukan kegiatan yang mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan, seperti menanam tanaman hias.
“Segala sesuatu bisa dikaitkan dengan lingkungan, apapun itu. Misalnya prakarya, bercocok tanam. Bisa kami membuat tanaman hias di sini, di lingkungan sekolah. Bisa juga dijual untuk wirausaha siswa,” ungkap Iis, kepada Jabar Ekspres, di ruang kerjanya, Rabu (19/02).
Wanita kelahiran Bandung, 26 Mei 1961 ini mengatakan, bahwa selain berfokus pada pendidikan lingkungan, siswa juga turut dipupuk dalam aspek akhlak.
“Untuk menata lingkungan, untuk menata seluruh kegiatan, itu (berkaitan dengan) akhlaknya. Kita di sini ada kegiatan salat duha. Mungkin semester depan, pelaksaan kegiatan tidak hanya dilaksanakan hari Jumat saja, tapi setiap hari di lapangan,” katanya.
Lebih lanjut perempuan berkerudung itu mengatakan, bahwa guru memiliki peran penting. Saat ini metode yang dilakukan guru menurut dia, alangkah lebih baiknya berupa pendekatan dari hati ke hati, bukan bersifat transfer ilmu.
“Peran penting guru sekarang pendekatan dari hati bukan transfer ilmu, untuk memotivasi anak. Karena kalau sudah dimotivasi, anak akan menggali sendiri. Karena sekarang kan di google, searching ilmu pengetahuan. Siapa saya, harus bagaimana, apa peranannya, harus menjadi orang yang mulia. Maka usahanya yang harus terus dipupuk,” beber Kepala SMPN 46 itu yang baru dilantik Januari 2020 lalu, yang sebelumnya bertugas di SMPN 40 Bandung dengan jabatan yang sama.
Iis berharap sekolah yang juga pernah menyabet penghargaan Adiwiyata pada tahun 2018 ini tidak hanya mengejar prestasi atau penghargaan saja. Tetapi hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan juga dapat dilaksanakan oleh anak.
“Bukan hanya mengejar penghargaan, bukan hanya mengejar pialanya. Tetapi harus juga bisa dilaksanakan oleh anak. betul-betul menjadi budayanya. Bahwa itu penting. Bahwa bercocok tanam membudidayakan tanaman hias dan bermanfaat. Pendidikan lingkungan diterapkan bukan hanya meraih penghargaan saja,” pungkasnya. (mg7/tur)