BANDUNG – Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Komputer Indonesia (Unikom) melakukan Momerandum of Understanding (MoU) dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Vientiane Laos di bidang pendidikan, sosial dan budaya, di Gedung Woderful Indonesia Center (WIC) Unikom, Rabu (12/2).
Duta Besar Pratito Soeharyo mengatakan, kerjasama tersebut bertujuan memajukan bidang pendidikan, sosial dan budaya, serta tingkatkan peran negara dalam kancah hubungan internasional antara Laos dan Indonesia.
“Indonesia dan Laos memiliki keakraban tersendiri, bahakan kedua negara ini memiliki romantisme sejarah yang sama, bahkan Indonesia berperan penuh memerdekan Indonesia, saya harap program ini berkelanjutan,” kata Pratito.
Sementara itu, Ketua Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIP Unikom Dewi Triwahyuni menjelaskan, pihaknya memilih Laos sebagai objek kerjasama dikarenakan Laos sebagai negara yang welcome. Di mana kata dia, setiap ada arahan selalu diterima oleh negara Laos apalagi mengenai kebijakan pendidikan. “Romantisme sejarah kedua negara memang ada, Laos selalu menerima masukan dari Indonesia, bahkan kita melihat Laos sangat berpotensi,”tambahnya.
Dewi optimis, Laos akan memberikan feedbackbagi Indonesia, termasuk nilai tambah ekonomi. Hal itu menjadi perhitungan bagi Indonesia. “Yang diperlukan oleh Indonesia saat ini itu memberi bukan lagi menerima, Indonesia sudah memiliki bergaining position di ASEAN, Unikom sendiri bermaksud menggali potensi itu,”ungkapnya.
Dirinya mengakui, meskipun belum ada hitungan ekonomi karena harus ada riset mendalam, yang jelas UNIKOM sudah menginisiasi bahwa mempraktekan lebih konkret ketimbang jalan di tempat. Dengan MoU ini kata dia, pihaknya menyakini Unikom telah memiliki payung hukum supaya menambah skill dan experience diplomacy bagi mahasiswa.
“Skill dan pengalaman itu hanya ditemukan di lapangan, skill hanya bisa diasah di lapangan, dengan MoU ini juga ada implementasi magang oleh mahasiswa” pungkasnya. (mg2/tur)