Lima Kecamatan Dikepung Banjir

BANDUNG– Kawasan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Rancaekek dan Majalaya di Kabupaten Bandung kembali terendam air dari 60 cm hingga 120 cm.

Hal itu akibat curah hujan yang tinggi di wilayah Bandung Selatan dan mengakibatkan air Sungai Citarum kembali meluap, Minggu (26/1).

Salah satu warga Desa Dayeuhkolot, Juariah,43, menuturkan, sejak hari Rabu (22/1) air telah merendam pemukiman warga sekitar 60 centimeter. Namun, sempat surut. Tetapi pada hari Kamis (23/1) air kembali meluap dan hingga Minggu (26/1) banjir bertambah besar hingga 120 centimeter. “Sejak Rabu hingga hari ini (kemarin) air bertambah naik, bukannya surut,” kata Juariah ditemui di lokasi, kemarin.

Juariah mengungkapkan, meskipun banjir dirinya tetap pergi bekerja dengan mengeluarkan kocek satu hari Rp 10 ribu untuk ongkos naik perahu. “Walaupun  punya kendaraan, tapi disaat banjir seperti ini, kami hanya mengandalkan perahu, jadi setiap pergi bekerja dan pulang kerja harus mengeluarkan uang untuk ongkos naik perahu,” katanya.

Saat ditanyakan apakah apabila banjir suka pergi ke tempat pengungsian, dia mengaku setiap banjir tidak pernah mengungsi, karena memiliki rumah berlantai dua sehingga dirinya bersama keluarga selalu tinggal di lantai dua. “Kalau pergi ke tempat pengungsian, gak akan bisa tidur, kan kita harus bekerja pagi-paginya,” ungkapnya.

Dia juga mempertanyakan soal fungsi Curug Jompong yang dinilai tidak ada solusinya. Sebab, banjir tetap besar, padahal kemarin di gembor-gemborkan bisa surut dalam sehari.

“Mungkin banjir kemarin hanya satu hari karena itu banjir awal, tahun kemarin pun banjir awal selalu cepat surut bukan karena adanya Curug Jompong. Nah sekarang banjir malah bertambah besar dan susah surutnya,” paparnya.

Sementara, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan, proyek Sodetan Cisangkuy hingga saat ini masih 50 persen, sehingga harusnya air yang mengalir ke beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung, bisa dibelokan sampai 90 persen. “Apabila Sodetan Cisangkuy sudah selesai, maka setidaknya potensi banjir akan berkurang,” kata Ridwan Kamil yang kerap di sapa Emil.

Emil menjelaskan, karena proyeknya belum selesai maka saat ini masih ada kendala volume air. Namun, terowongan Nanjung saat ini sudah bekerja sekeras untuk mengatasi permasalahan banjir. Pompa yang digunakan untuk menyedot banjir juga terus disiagakan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan