NGAMPRAH– Jembatan bambu sepanjang 70 meter akan dibangun bagi warga Kampung Hegarmanah, Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu yang terkena bencana pergerakan tanah dan longsor.
Pembangunan jembatan tersebut akan dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB). Jembatan itu dibangun lantaran aktivitas warga terganggu oleh endapan lumpur yang masih menutupi akses jalan pascalongsor yang terjadi pada Jumat (6/12).
“Jembatan darurat ini kami bangun untuk memberikan akses bagi warga karena pasca longsor terputus. Masyarakat dan pemilik lahan sudah memberikan izin. Kami harap aktivitas masyarakat bisa normal kembali,” kata Kepala Pelaksana BPBD KBB Duddy Prabowo, kemarin.
Duddy menyebutkan warga yang terhalang aksesnya di kampung Hegarmanah berjumlah 23 keluarga atau 60 jiwa. Di kampung itu juga terdapat 1 PAUD dan 1 masjid jami’.
“Masjid itu digunakan oleh warga Lembur Awi untuk beribadah, terutama salat Jumat. Anak sekolah juga harus melewati pematang sawah atau rakit kalau mau berangkat sekolah,” katanya.
“Dengan dibangunnya jembatan, aktivitas pendidikan, keagamaan, dan ekonomi warga diharapkan bisa berjalan kembali,” Duddy melanjutkan.
Dia mengimbau agar warga tidak melakukan aktivitas pertanian lahan basah di lahan dengan kemiringan tajam. Sebab, hal itu juga kerap menjadi penyebab longsor.
“Kami imbau masyarakat tidak melakukan aktivitas pertanian lahan basah di lereng. Kalau bisa, dilereng seperti itu pertanian lahan kering saja,” katanya.
Sebelumnya, bencana pergerakan tanah dan longsor yang terjadi di Desa Bunijaya dan Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, membuat sejumlah warga masih trauma.
“Rasa khawatir dan was-was tentu ada bagi kami yang tinggal di sini. Itu tidak bisa ditutup-tutupi, kalau hujan deras turun warga di sini khawatir kembali terulang,” kata Ketua RT 01, Kampung Hegarmanah, Cilangari, Dawam.
Menurutnya, ketika hujan turun warganya kebanyakan mengungsi ke rumah kerabatnya yang kondisinya lebih aman. Cuaca yang setiap hari turun hujan membuat warga juga waspada terhadap munculnya kembali pergerakan tanah dan longsor. Warga menginginkan direlokasi ke tempat yang aman karena jika memaksakan tinggal di lokasi saat ini terlalu berisiko.