BANDUNG– Sejumlah pedagang di Pasar Kosambi mengeluhkan desakan untuk masuk dan menempati tempat jualan di area bekas kebakaran basemen yang terbakar pada Mei lalu.
Para pedagang menilai, renovasi yang dilakukan saat ini masih belum selesai. Lebih dari itu, keluhan pedagang juga datang lantaran persoalan harga sewa yang cukup tinggi.
Para pedagang juga mengaku kecewa lantaran beberapa bantuan yang rencananya akan diberikan oleh Pemkot Bandung seperti sumbangan tenda yang dijanjikan, tak kunjung datang, hingga para pedagang harus membangun sendiri lapak sementara di halaman depan gedung Pasar Kosambi dengan biaya yang cukup tinggi.
Agus,39, salah seorang pedagang peralatan rumah tangga mengeluhkan besarnya harga sewa yang dibandrol oleh pihak pasar.
“Isunya harga kios itu kisaran Rp 15 juta – Rp 25 juta untuk setahun. Kalau dagangan seperti saya butuh 2 kios artinya sangat mahal,” katanya ditemui di lokasi, Rabu (27/11).
Diakui Agus, tak ada bantuan dari pemerintah pasca kebakaran membuat para pedagang harus mengeluarkan banyak biaya. “Tidak ada sama sekali bantuan dari pemerintah pasca kebakaran sampai sekarang. Pemerintah seperti tidak lihat kesulitan pedagang. Untuk buka lapak sementara ini saja saya habis Rp 16 juta,” sesalnya.
Terkait para pedagang disuruh untuk segera masuk ke basemen pasar, Agus mengatakan tak jadi masalah asalkan kondisi pembangunan sudah rampung dan harga sewa dapat dijangkau oleh pedagang.
“Kami didesak suruh masuk cepat-cepat ke dalam (basemen pasar) padahal belum sepenuhnya rampung. Pusing pedagang tuh mikirin modal lagi. Sedih rasanya, harusnya pemerintah ngasih harga murahlah, tidak apa apa tidak gratis,” katanya.
Meski belum ada kepastian harga sewa pertahunnya, sebagian pedagang sudah harus membayar uang muka atau DP kepada pihak pasar untuk mendapat tempat. Agus mengatakan bahwa dirinya sudah membayar DP.
“Sudah suruh masuk cepat-cepat tapi harga belum ada kepastian. Harusnya harga dulu, harga berapa baru suruh masuk. Saya juga sudah ngasih DP Rp 13,5 juta. Dikasih DP Rp 2 juta juga enggak mau, kalau dulu bisa sekarang enggak bisa,” paparnya.