”Misal, Aceh butuh alat pertanian, kami bisa penuhi karena kami punya produk peralatan pertanian. Begitu pula, jika kami butuh kebutuhan maka bisa meminta di suplai dari provinsi lain,” kata Popi.
Popi menjelaskan, dengan sistem kontak dagang, ia menilai bisa menekan peredaran barang impor yang beredar di Indonesia karena permintaan kebutuhan mulai dari sandang, pangan, kerajinan, perabotan, dan peralatan pertanian yang cukup banyak. Padahal, jika ditelusuri, banyak produk dalam negeri yang bisa memenuhi kurangnya kebutuhan itu di tiap-tiap provinsi.
Popi menambahkan, jika kontak dagang berjalan bagus, maka secara ekonomi taraf hidup perekonomian masyarakat Indonesia dan pelaku IKM akan lebih meningkat. ”Nah untuk Pameran Terpadu ini, juga melibatkan beberapa produk IKM dari beberapa provinsi di Indonesia. Jadi masyarakat di Jawa Barat bisa melihat produk-produk IKM milik provinsi lain. Dan sebenarnya kita kaya, tidak perlu impor-impor barang. Pakaian ada, perlatan pertanian ada, makanan ada, semuanya lengkap,” pungkasnya (yul/rus)