Data Penduduk Miskin Semrawut

Tono menegaskan, SLRT tersebut hanya sebagai pe­layanan surat rujukan saja bagi warga miskin.”Bentuknya sistem layanan rujukan saja, misalkan untuk kesehatan menjelaskan bahwa ini benar warga miskin, sama halnya ketika dinas-dinas terkait meminta data warga miskin untuk program rutilahu, dan pendidikan,” terangnya.

Tono menyebutkan, dalam melakukan upaya pengen­tasan kemiskinan, sudah digelontorkan anggaran hingga Rp 50 miliar. Kemu­dian kucuran anggaran dari pusat sebesar Rp 217 miliar, anggaran tersebut digunakan untuk mendukung program verifikasi dan vali­dasi data miskin di lapangan serta beberapa bantuan lain­nya.

Sementara, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Muly­ana meminta agar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan unsur kewi­layah untuk memetakan warga Kota Bandung. Peme­taan itu agar program penang­gulangan kemiskinan di Kota Bandung lebih tepat sasaran.

“Dari pemetaan bisa terli­hat daerah dan problemnya. Solusi diberikan sesuai dengan kebutuhannya,” jelas Yana pada acara Rapat Ko­ordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Daerah Kota Bandung belum lama ini.

“Secara persentase kan kecil, tapi secara jumlah pasti besar. Intinya bukan soal besar kecilnya tetapi kita harus menanggulangi orang miskin,” lanjutnya.

Yana menyampaikan, ha­dirnya Program Inovasi Pem­berdayaan Kewilayahan (PIPPK), Dana Kelurahan (bantuan pemerintah pusat) dan Kotaku menjadi daya dukung kepada masyarakat yang membutuhkan.

Agar tepat sasaran, Yana juga meminta Badan Peren­canaan Pembangunan Nasio­nal (Bappenas) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar untuk menyelaraskan program yang sesuai sehingga terintegrasi dengan benar. (mg2/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan