”Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan situational awareness untuk mengurangi adanya ancaman dalam bentuk human error ataupun ancaman dari luar,” terangnya.
Direktur Deteksi Ancaman BSSN, Sulistyo, menuturkan workshop yang berkolaborasi antara BSSN, Universitas Telkom Bandung dan Indonesia Honeynet Project (IHP) ini untuk membangun kewaspadaan bersama, dari informasi ancaman-ancaman siber berupa malware dan turunannya bisa dihimpun dan dibagikan menjadi bahan penelitian.
”Malware itu ada sisi negatif dan positifnya. Informasi malware itu menjadi titik awal bagi kami semua di ruang siber ini untuk bagaimana kemudian membangun proteksinya. Karena pada tahun 2018, sebanyak persen serangan siber yang masuk ke Indonesia berasal dari malware melalui software,” kata Sulistyo.
Menurutnya, serangan siber yang masuk ke Indonesia ini bisa terdeteksi informasi DNAnya, hal ini bisa dimanfaatkan untuk penelitian.
”Pasalnya, bisa dimanfaatkan oleh sektor-sektor bisnis dengan menciptakan antivirus dan lain sebagainya, untuk meraup keuntungan,” jelasnya.
Sementara itu, Rektor Telkom University Adiwijaya menuturkan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang unggul, salah satunya siber sekuriti ini. Sehingga bekerjasama dengan BSSN dan Kepolisian. Sehingga pihaknya mengimplementasikan yang berkaitan penelitian, untuk proteksi data nasional.
Karena Cyber Security terus berkembang, sehingga tidak mungkin kami hanya berdiam diri di satu titik, sehingga kami pun harus terus berkembang dan terus lebih Masip. Kami pun terus berkomitmen agar berkontribusi memberikan yang terbaik untuk bangsa terutama terkait Cyber Security,” pungkasnya (yul/ziz)
TANDATANGANI MoU: Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi Aries Wahyu Sutikno dan Rektor Universitas Telkom Prof. Adiwijaya melakukan penandatanganan MoU