”Kelompok ketiga yaitu Konservasi Sungai. Dalam kelompok ini, peserta belajar mengenai pelestarian dan perlindungan sungai. Bagaimana peserta mengidentifikasi kondisi sungai, misalnya apakah sungai tersebut telah mengalami alih fungsi lahan, apakah sumber daya alamnya sudah tereksploitasi, apakah ada pencemaran dan lain-lain. Selain itu disampaikan pula cara-cara penanganannya,” jelas Asep Kusumah didampingi Kepala Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Windya Wardhani.
Kelompok keempat yaitu Adventure Sungai. Dalam kelompok petualang sungai ini, peserta menaiki perahu dan menelusuri sungai.
”Sedangkan kelompok terakhir yaitu Rescue Sungai. Di mana peserta akan belajar bagaimana cara menyelamatkan sungai, pada saat ada bencana seperti banjir, kekeringan maupun pencemaran,” tutur Asep.
Untuk penyelenggaraan perdana, peserta siswa dan guru berasal dari 25 SMP yang telah mendapatkan anugerah Sekolah Adiwiyata. Asep beralasan, di tingkat SMP, para siswa telah mendapatkan materi yang terdapat dalam lima kelompok di Sekolah Sungai tersebut.
Bupati Bandung H. Dadang M. Naser menyambut positif program di bidang lingkungan ini. Dirinya menilai, citra Sungai Citarum sebagai sungai terkotor di dunia, dapat cepat dikikis apabila masyarakat teredukasi kesadarannya untuk menjaga lingkungan sejak dini.
”Mengedukasi masyarakat melalui jalur pendidikan, sangatlah efektif. Banyak program yang dilakukan melalui DLH termasuk dalam mendukung Program Citarum Harum, salah satunya Sekolah Sungai. Tentu ini membawa semangat yang harus didukung oleh seluruh pihak, terutama untuk mengoptimalkan fungsi Sungai Citarum dan sungai lainnya yang ada di Kabupaten Bandung sebagai sumber kehidupan dan lambang peradaban,” ucap Bupati Dadang Naser.
Dia pun berharap, program yang selaras dengan visi misi pembangunan yang diembannya ini, dapat dilakukan secara rutin dan berkesinambungan dengan melibatkan semakin banyak peserta.
”Saya berharap program ini sifatnya berkelanjutan dan menyentuh seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Bandung. Juga mengikutsertakan berbagai komunitas yang cukup banyak di Kabupaten Bandung. Tentunya ini akan membentuk karakter masyarakat cinta alam di masa-masa yang akan datang,” pungkasnya (adv/yul)