Hery mengingatkan kembali fungsi enclave sipil Bandara Husein Sastranegara milik TNI AU ini. Menurutnya, wajar jika secara parsial maupun total bandara di kawasan padat penduduk itu akan dikembalikan fungsinya sebagai landasan udara militer.
”Kertajati adalah masa depan Jawa Barat, kemudian demi anak-cucu yang nanti merasakan, saya mohon dengan sangat kita ibaratnya mundur setengah langkah untuk melompat jauh lima langkah ke depan,” tandasnya.
Bagi Peran Antara BIJB Kertajati dan Husein Sastranegara
Demi mendukung optimalisasi BIJB Kertajati sebagai bandara utama Provinsi Jabar, PT Angkasa Pura II (Persero) selaku operator atau BUBU (Badan Usaha Bandar Udara) BIJB Kertajati dan Bandara Husein Sastranegara membagi peran kedua bandara itu.
Tujuannya, sektor penerbangan dan transportasi udara dapat lebih maksimal dan optimal dalam mendukung pertumbuhan perekonomian serta pariwisata di Jabar.
PT Angkasa Pura II pun memutuskan, Bandara Husein Sastranegara akan dijadikan bandara hub bagi penerbangan pesawat baling-baling (propeller) seperti ATR 72 dan sejenisnya untuk rute-rute dalam dan keluar Jawa.
Adapun maskapai yang saat ini mengoperasikan propeller di Bandung adalah Wings Air, Garuda Indonesia, NAM Air dan Citilink, dengan berbagai rute tujuan antara lain Surabaya, Bengkulu, Yogyakarta, Tanjung Karang, Halim Perdanakusuma, Solo, hingga Pangkal Pinang.
Menurut President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, infrastruktur dan lokasi Bandara Husein Sastranegara sangat tepat untuk menjadi hub pesawat propeller.
”Saat ini sudah ada 68 penerbangan propeller setiap hari untuk take off dan landing. Kami targetkan segera bertambah lagi, baik itu pembukaan rute baru atau penambahan frekwensi di rute eksisting. Estimasinya bisa menjadi 100 penerbangan sampai akhir tahun 2019 ini,” kata Muhammad Awaluddin dalam keterangan resminya.
Sejumlah rencana pengembangan di Bandara Husein Sastranegara juga akan disesuaikan menyusul keputusan menjadikan bandara itu sebagai hub propeller, di antaranya terkait dengan bengkel pesawat atau MRO (maintenance, repair, overhaul).