Menurutnya, ada beberapa dampak dari pekerjaan proyek KCIC yang melipatgandakan risiko banjir di Rancaekek. Yang terbesar adalah urukan tanah di lokasi proyek, telah mengelilingi pemukiman warga yang notebene sebelumnya memang menjadi langganan banjir. ”Parahnya lagi, yang menjadi tempat urukan tersebut tadinya justru merupakan daerah yang dijadikan warga untuk mengalirkan air saat banjir. Ketinggian urukan tersebut tak tanggung-tanggung mencapai delapan meter dan ada yang permukaannya hampir rata dengan atap rumah warga,” jelasnya.
Menurut Cecep, proyek KCJB yang menjadi tanggung jawab PT KCIC itu masih menyisakan berbagai permasalahan yang harus segera diselesaikan. “Masih ada masalah sekolah tergusur yang gedung penggantinya belum juga dibangun, belum lagi masalah pembebasan lahan,” ujarnya.
Senada dengan Cecep, anggota Komisi D lain dari Fraksi PDIP Juwita mengatakan, berbagai permasalahanyang terjadi seputar proyek PT KCIC harus segera dievaluasi. Terlebih dengan ancaman banjir, Ia berharap proyek tersebut dihentikan sementara karena pada musim hujan bisa berdampak dahsyat jika saluran tertutup material urukan akibat aktivitas proyek tersebut.
Sementara itu, Bupati Bandung Dadang M. Naser mengatakan, pihaknya sudah sempat menyampaikan keluhan masyarakat di Rancaekek kepada pihak KCIC. ”Dalam waktu dekat, kami bersama Muspida akan menggelar rapat dengan mengundang pihak KCIC untuk membahas langkah antisipasi terjadinya banjir di wilayah Rancaekek,” pungkasnya (rus)