Ia pun memberi penjelasan tambahan. Kambing memang memakan rumput. Tapi rumput yang tumbuh di gurun gobi ini beda.
Banyak tumbuhan memang seperti rumput. Tapi bukan rumput. Itu adalah tumbuhan liar. Yang jadi bahan obat-obatan tradisional. Jenisnya banyak sekali.
Datanglah ke toko obat tradisional Tiongkok. Lihat bahan-bahannya yang belum diolah. Puluhan jenis. Banyak yang asalnya tumbuhan di gobi.
Saya pernah ke gurun gobi di provinsi tetangga Xinjiang: Ningxia. Yang bagian besar penduduknya juga Islam. Hanya beda suku. Yang di Xinjiang suku utamanya Uygur. Yang di Ningxia Hui.
Saya jalan kaki di gurun itu. Meninjau penari langit yang ribuan jumlahnya.
Sambil jalan itulah saya mengamati.
Yang terlihat dari jauh seperti padang pasir itu ternyata bukan pasir. Ada tumbuhan kecil-kecil. Aneka tumbuhan. Tidak terlihat dari jalan raya –saking pendeknya. Juga karena tidak padat jarak tumbuhnya.
Itulah yang dimakan kambing. Atau sapi. Atau unta.
Bahkan ada satu jenis kambing: kambing semok. Yang baru sekali ini saya lihat. Nama resminya –jangan tersinggung ya– kambing pantat besar (大屁股羊).
Si kambing pasti bangga diberi nama seperti itu –ada ceritanya. Di penutup tulisan ini nanti.
Tentu tidak hanya sate yang terkenal di Xinjiang. Juga sajian kambing lainnya. Yang juga dibakar. Tepatnya dioven. Bahan bakarnya arang kayu tertentu. Aromanya sangat Xinjiang.
Irisan-irisan besar daging itu ditancapkan di 16 lokasi di sebuah anjang-anjang besi. Lalu dimasukkan tungku besar.
Begitu gurihnya.
Saya hanya sanggup makan satu onggok. Perut saya sudah telanjur penuh sate –tiga tongkat masing-masing isi lima bongkahan. Saya tidak menyebutnya lima tusuk –karena pegangannya sangat besar: ranting pohon!
Tentu tidak hanya kambing dan kambing. Roti Xinjiang juga ngangeni –bikin kangen.
Terutama yang sejenis naan itu.
Di sebuah kota kecil di tengah gurun kami mampir restoran. Hari itu kami dalam perjalanan 8 jam ke arah Xinjiang utara. Mendekati Rusia.
Begitu masuk restoran kami terpana: pemilik restoran ini cantik sekali. Cantiiiiik –dengan lima ‘i’.
Berarti benar: wanita Xinjiang cantik-cantik.